Manusia adalah makhluk sosial, yang hidupnya bergantung pada orang lain seperti kedua orang tua, guru, teman, dan siapa pun yang dapat membantunya memenuhi kebutuhannya sebagai manusia. Meskipun demikian, secara naluriah manusia memiliki dorongan untuk menghidupi dirinya sendiri secara mandiri. Misalnya, setiap orang ingin memiliki pekerjaan sebagai sarana sumber penghidupannya sendiri. Pekerjaan merupakan setiap aktivitas manusia yang dapat menghasilkan imbalan. Hasil daripada pekerjaan yang dijalani adalah mampu memenuhi kebutuhan ragawi (kebutuhan fisiologi) secara mandiri. Kebutuhan ragawi merupakan kebutuhan mendasar dan utama bagi setiap manusia. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan makan dan minum, berpakaian, dan tempat tinggal untuk menetap. Ketiganya merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi supaya dapat bertahan hidup dan melestarikan keberadaan raga.
Kapan kebutuhan utama manusia dikatakan terpenuhi? (1) Kebutuhan makan dan minum muncul karena adanya dorongan rasa lapar dan haus. Kebutuhan ini akan terpenuhi apabila rasa lapar dan hausnya hilang; (2) Kebutuhan berpakaian muncul karena adanya dorongan untuk melindungi tubuh dari panas, dingin, dan keadaan yang bisa membuatnya sakit, serta supaya terlihat pantas oleh orang lain. Kebutuhan berpakaian dapat dikatakan terpenuhi apabila tubuh sudah terlindungi dan terlihat pantas; dan (3) Kebutuhan tempat menetap akan terpenuhi apabila seseorang memiliki tempat tinggal untuk berlindung, tempat untuk melepas lelah dan beristirahat.
Meskipun terlihat sederhana, seringkali masih terdapat sebagian orang yang merasa belum mampu memenuhi kebutuhan utamanya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karena ketika rasa sudah makan dan minum, rasa berpakaian, dan rasa memiliki tempat menetap bercampur atau dikaitkan dengan wujud fisik dan nilai dari makan dan minuman, pakaian, dan tempat tinggal tersebut maka orang tersebut akan merasa kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya yang semestinya dapat bersifat sederhana. Kesulitan tersebut muncul karena yang dijadikan landasan kebutuhan atau standar terpenuhinya kebutuhan adalah jenis atau sifat benda-benda tersebut dan bukan pada rasa atau substansi manfaat benda-benda tersebut. Singkatnya, kebutuhan pokok akan sulit terpenuhi jika rasa terpenuhinya kebutuhan tersebut disandarkan pada wujud atau keadaan fisik dari benda-benda tersebut. Karena wujud dan keadaan fisik  benda-benda tersebut bersifat dinamis atau akan terus berubah kapan saja sehingga rasa puas pun sulit untuk dirasakan. Selain itu, kebutuhan hidup pokok yakni mangan, nyandang, dan mapan (dapat makan dan minum, berpakaian, dan punya tempat tinggal menetap) sulit untuk dipenuhi apabila pemenuhan kebutuhan tersebut didorong oleh rasa ingin melebihi orang lain.
Contohnya supaya tidak lagi merasa lapar dan haus harus dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang begini dan bukan begitu, tidak mau yang berasal dari warung, tetapi harus beli dari restoran atau masak sendiri, dan sebagainya. Sama halnya dengan berpakaian dan menentukan tempat tinggal untuk menetap. Seringkali seseorang menginginkan pakaian dengan model tertentu agar terlihat pantas dan apik menurut pandangan orang lain dan dirinya sendiri, dan tempat tinggal yang mesti begini dan begitu supaya merasa betah dan nyaman.Â
Dari penjelasan sebelumnya, tanpa disadari manusia akan selalu diselimuti oleh keinginan (karep) dalam hidupnya. Keinginan untuk seperti ini dan itu, menjadi ini dan itu, memiliki ini dan itu, dan merasa ini dan itu, dan seterusnya. Ketika karep tersebut dapat dipenuhi maka seseorang dapat merasa bahagia (bungah). Akan tetapi, ketika seseorang tidak mampu mengendalikan keinginannya atau membuat batasan untuk dirinya maka yang ada hanyalah penderitaan karena adanya keinginan tidak dapat terpenuhi. Dengan kata lain, hal tersebut hanya akan mendatangkan masalah baru yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam jurang hutang ataupun hal tidak mengenakan lainnya yang kemudian membuat seseorang merasa menderita. Oleh karena itu, kita perlu menyadari bahwa yang terpenting adalah terpenuhinya kebutuhan pokok yang dilandaskan pada substansi manfaat dan fungsinya bukan pada wujud fisiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H