Jawa Tengah memiliki berbagai macam budaya kesenian dan kerajinan, salah satu kesenian yang menjadi ciri khas nya Jawa Tengah ialah seni karawitan. Seni karawitan merupakan salah satu warisan budaya yang memiliki kedudukan penting dalam kehidupan masyarakat Jawa Tengah. Sebagai bentuk seni tradisional, karawitan mengacu pada seni musik gamelan, yang terdiri dari serangkaian alat musik tradisional berbahan logam, kayu, dan kulit, yang dimainkan secara harmonis. Seni ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana ekspresi spiritual, budaya, dan filosofi kehidupan masyarakat Jawa. Di Jawa Tengah, karawitan sering kali menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai upacara adat, ritual keagamaan, hingga pertunjukan seni seperti wayang kulit dan tari tradisional. Melalui setiap dentingan nada gamelan, karawitan mampu menggambarkan keindahan harmoni, keragaman, dan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa. Â Keberadaan seni karawitan terus dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi, meskipun menghadapi tantangan modernisasi dan perubahan budaya. Hal ini menunjukkan bahwa seni karawitan bukan sekadar bentuk hiburan, melainkan juga simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Jawa Tengah yang kaya akan tradisi dan nilai-nilai budaya.
Peneliti menggunakan metode kualitatif melakukan pendekatan observasi kepada obyek gamelan dengan mengunjungi sanggar seni putri laras dan melakukan wawancara, serta mengambil gambar secara langsung.
Karawitan merupakan seni musik tradisional Indonesia yang menggunakan instrumen gamelan sebagai elemen utama, di sertai dengan vokal atau tembang. Pengrawit pada seni karawitan biasanya didominasi oleh laki-laki. Berbeda dengan seni karawitan di sanggar putri laras, pengrawit diÂ
Â
sanggar tersebut lebih didominasi oleh ibu-ibu. . Suwarsono pemilik Sanggar Putri Laras sekaligus pengajar karawitan, sudah menggemari dunia karawitan sejak duduk di bangku sekolah dasar. Menurut Suwarsono dalam wawancara yang peneliti lakukan pada Senin, 30 Desember 2024 lalu di Sanggar Seni Putri Laras tersebut, berbeda dengan mengajar karawitan seperti biasanya, mengajar karawitan kali ini agak membutuhkan tenaga yang extra karena pengrawit didominasi oleh ibu-ibu. Latihan karawitan diadakan setiap 2 Minggu sekali di hari Kamis dan Minggu pada pukul 21.00 hingga pukul 00.00 WIB. Tidak hanya melatih karawitan, di Sanggar Putri Laras juga melatih pesinden, namun untuk mengisi job pentas seni suwarsono belum berani untuk menggunakan sinden dari Sanggar Putri Laras karena sinden-sinden tersebut masih dalam proses latihan. Harapan Suwarsono bagi generasi anak muda, agar terus melestarikan budaya agar tidak punah.
Kita sebagai generasi muda harus tetap menjaga kebudayaan agar tidak punah, Kesenian karawitan sebagai seni tradisional musik gamelan dan vokal Jawa, Bali, serta Sunda, terus berkembang meskipun menghadapi tantangan modernisasi. Berkat upaya pelestarian melalui pendidikan, pertunjukan, dan inovasi digital, karawitan tetap relevan di era kontemporer. Keterlibatan generasi muda dalam mempelajari dan memperkenalkan karawitan di kancah internasional menjadi bukti bahwa seni ini memiliki daya tarik universal. Dengan kombinasi tradisi dan adaptasi, karawitan tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga sumber inspirasi bagi seni dan kreativitas global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H