Hipertensi remaja memiliki hubungan dengan obesitas. Obesitas dikaitkan dengan hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) sebab semakin berat badan seseorang jadi makin banyak darah yang dibutuhkan untuk mengoksidasi jaringan tubuh seseorang, selain itu seiring peningkatan nilai IMT seseorang menyebabkan lipid dalam tubuh seseorang juga meningkat. Pada hasil penelitian (Putri et al., 2020) diketahui hipotesis kejadian hipertensi pada subjek yang menderita obesitas sebesar 30 orang (83,3%), subjek tidak hipertensi yang mengalami obesitas sebesar 6 orang (16,7%), sedangkan untuk subjek hipertensi yang tidak mengalami obesitas sebesar 55 orang (58,5%), subjek tidak hipertensi dan tidak mengalami obesitas sebesar 39 orang (41,5%). Oleh karena itu hipertensi memiliki hubungan dengan obesitas.
Hipertensi pada remaja memiliki hubungan dengan stress. Stress merupakan kejadian dalam sehari-hari yang tidak bisa dihilangkan, meningkatnya tingkat stress kemungkinan menjadi penyebab peningkatan prevalensi hipertensi. Pada hasil penelitian (Putri et al., 2021) diketahui bahwa hipotesis kejadian hipertensi pada subjek yang mengalami stress sebesar 41 orang (75,9%), subjek tidak hipertensi yang mengalami stress sebesar 13 orang (24,1%), sedangkan untuk subjek hipertensi yang tidak mengalami stress sebesar 14 orang (35%), subjek tidak hipertensi dan tidak mengalami stress sebesar 26 orang (65%). Oleh karena itu hipertensi memiliki hubungan dengan stress.
Hipertensi pada remaja memiliki hubungan dengan aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang ringan menjadi penyebab menurunnya keluaran energi sehingga terjadi ketimpangan antara energy yang telah keluar dengan asupan energi yang lebih banyak, hal ini menyebabkan penyakit degeneratif seperti hipertensi. Pada hasil penelitian (Syahrul, 2022) diketahui bahwa hipotesis kejadian hipertensi lebih berlebihan pada subjek yang mempunyai aktivitas fisik ringan yaitu sebesar 8 orang (100%) sedangkan dengan subjek yang mempunyai aktivitas fisik berat sebesar 0 orang (0%). Oleh karena itu hipertensi memiliki hubungan dengan aktivitas fisik yang ringan.
Hipertensi pada remaja memiliki hubungan dengan kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok bisa menyebabkan hipertensi karena bahan-bahan kimia yang terdapat di dalam tembakau rokok bisa menghancurkan galang buluh pembuluh sehingga pembuluh berperan lebih rentan kelahirannya penghimpunan plak arterosklerosis. Pada hasil penelitian (Dismiantoni et al., 2020) diketahui bahwa hipotesis kejadian hipertensi pada subjek yang merokok sebesar 36 orang (85,7%), subjek tidak hipertensi yang memiliki kebiasaan merokok sebesar 6 orang (14,3%), sedangkan untuk subjek hipertensi yang tidak merokok sebesar 26 orang (63%), subjek tidak hipertensi tidak dan merokok sebesar 17 orang (37%). Oleh karena itu hipertensi memiliki hubungan dengan kebiasaan merokok.
Hipertensi pada remaja memiliki hubungan dengan kadar kolesterol. Banyak pengidap hipertensi yang memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi, dan kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan terbentuknya plak yang timbul pada permukaan pembuluh arteri. Pada hasil penelitian (Sulastri dan Astuti, 2020) diketahui bahwa proporsi kejadian hipertensi derajat II pada subjek yang kadar kolesterol tinggi sebesar 33 orang (84,6%), subjek hipertensi derajat I yang kadar kolesterol tinggi sebesar 6 orang (15,4%), sedangkan untuk subjek hipertensi derajat II yang kadar koleterol normal sebesar 14 orang (25%), subjek hipertensi derajat I yang kadar kolesterol normal sebesar 42 orang (75%). Oleh karena itu hipertensi memiliki hubungan dengan kadar kolesterol yang tinggi karena menyebabkan terbentuknya plak pada permukaan dinding arteri.
Hipertensi memiliki hubungan dengan penyakit diabetes mellitus. Riwayat penyakit hipertensi berisiko tinggi menyebabkan penyakit diabetes, pengaruh hipertensi dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena diabetes karena membuat pembuluh darah menjadi lebih tebal, penyempitan diameternya dan terganggunya pengangkutan glukosa dari darah. Pada hasil penelitian (Ihsan dan Adisasmita, 2023) diketahui bahwa hipotesis kejadian hipertensi pada subjek yang menderita diabetes melitus sebesar 100 orang (9,4%), subjek hipertensi yang tidak menderita diabetes melitus sebesar 962 orang (90,6%), sedangkan subjek yang tidak hipertensi dan mengalami diabetes melitus sebesar 43 orang (4,8%), subjek tidak hipertensi dan tidak mengalami diabetes melitus sebesar 857 orang (95,2%). Oleh karena itu hipertensi memiliki hubungan dengan diabetes melitus.
Hipertensi memiliki hubungan dengan kejadian stroke. Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya stroke, baik hemoragik maupun iskemik. Hipertensi meningkatkan tekanan darah perifer, menyebabkan hemodinamik buruk, penebalan pembuluh darah, dan hipertrofi miokard. Pada hasil penelitian (Saharman dan Winarto, 2023) diketahui bahwa proporsi kejadian hipertensi pada subjek yang stroke sebesar 128 orang (93,43%), subjek hipertensi dan tidak stroke sebesar 0, sedangkan subjek yang tidak hipertensi tetapi memiliki kejadian stroke sebesar 0, subjek yang tidak hipertensi dan tidak stroke sebesar 9 orang (6,57%). Oleh karena itu hipertensi memiliki hubungan dengan kejadian stroke.
Hipertensi memiliki hubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang. Tingkat pengetahuan merupakan faktor intrinsik pasien mengenai kepatuhan dalam pengobatan hipertensi. Semakin berpendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya yang berdampak pada peningkatan kemampuan dalam memelihara, memelihara dan meningkatkan kesehatannya, namun masyarakat yang berpendidikan rendah tetap dapat mengakses informasi yang tersedia di media massa. Pada hasil penelitian (Suaib et al, 2019) diketahui bahwa proporsi kejadian hipertensi terkontrol pada subjek dengan pengetahuan yang baik sebesar 11 orang (35,5%), subjek hipertensi tidak terkontrol pada responden dengan pengetahuan baik sebesar 2 orang (6,5%), sedangkan subjek yang hipertensi terkontrol dengan pengetahuan yang kurang sebesar 4 orang (12,9%), subjek hipertensi tidak terkontrol dengan pengetahuan kurang sebesar 14 orang (45,2%). Oleh karena itu hipertensi memiliki hubungan dengan tingkat pengetahuan.
Hipertensi memiliki hubungan dengan penyakit jantung koroner. Hipertensi disebabkan oleh pemompaan darah secara terus menerus melalui pembuluh darah dengan kekuatan yang berlebihan. Hipertensi dapat menyebabkan sejumlah penyakit yang mengancam jiwa jika tidak ditangani, termasuk penyakit jantung koroner. Pada hasil penelitian (Yunus dan Botutihe, 2020) diketahui bahwa proporsi kejadian hipertensi yang terkena penyakit jantung koroner sebesar 13 orang (30,2%), subjek hipertensi yang tidak terkena penyakit jantung koroner sebesar 30 orang (69,8%), sedangkan subjek yang tidak hipertensi dengan tidak menderita penyakit jantung koroner sebesar 5 orang (83,3%), subjek tidak hipertensi dengan tidak terkena penyakit jantung koroner sebesar 1 orang (16,7%). Oleh karena itu hipertensi mempunyai hubungan dengan kejadian pengidap jantung koroner.
Hipertensi memiliki hubungan dengan status gizi. Status gizi merupakan tolok ukur kesehatan seseorang. Oleh karena itu, akan lebih baik jika penderita hipertensi mengetahui status gizinya. Terkadang orang salah berasumsi tentang status gizinya. Penderita hipertensi sering beranggapan bahwa dirinya mengonsumsi makanan seimbang karena pada kenyataannya tidak dapat melihat status gizinya. perubahan yang dialaminya, meskipun dilihat adanya kesesuaian antara berat badan dan umur maka status gizinya ideal. Pada hasil penelitian (Langingi, 2021) diketahui bahwa proporsi kejadian hipertensi derajat 1 dengan status gizi kurang sebesar 3 orang (9,4%), status gizi normal sebesar 3 orang (9,4%), status gizi lebih sebesar 11 orang (34,4%), dan status gizi obesitas sebesar 6 orang (18,8%). Sedangkan untuk proporsi kejadian hipertensi derajat 2 dengan status gizi kurang sebesar 0% orang, status gizi normal sebesar 0% orang, status gizi lebih sebesar 0% orang, dan status gizi obesitas sebesar 9 orang (28,1%). Oleh karena itu hipertensi memiliki hubungan dengan status gizi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H