Perkembangan social media di Cina dari tahap utama pengembangan di 2004 untuk transisi platform tradisional ke digital saat ini, kami melihat mikroprosesor WeChat berkembang pesat yang sangat memperkuat ketergantungan orang pada media baru. Tapi beberapa orang lanjut usia sulit beradaptasi ke situasi baru. Mereka tidak memiliki smartphone, mereka tidak tahu bagaimana mengoperasikannya. Semua faktor ini membatasi gerakan mereka.
Pada tahun 2014 angka adopsi media baru meningkat. Hal ini didukung oleh lingkungan keluarga di Cina. Ketika berlangsungnya festival musim semi, masyarakat Cina memiliki budaya untuk berkumpul keluarga dan membagikan angpao. Pada acara ini, kaum muda akan lebih berfokus pada smartphone mereka daripada ikut berbincang dengan kaum lanjut usia. Mereka berusaha bergabung agar komunikatif, sehingga mereka mulai menggunakan smartphone agar dapat berbincang dengan kaum muda, dengan cara mecoba komunikasi jenis baru (WeChat). Jadi pada tahun 2014 angka adopsi internet pada kaum lanjut usia sangat meningkat.
Selama pandemic, social media mengambil peran aktif dalam kehidupan sehari hari masyarakat dan juga kehidupan kelompok lanjut usia. Pengamat mengungkapkan, 46 laporan statistic di internet dikembangkan di Cina. Proporsi internet antara lain pengguna berusia 15 tahun menyumbang 22%.
Prof. Xi Zhuang menyampaikan bahwa, “Studi sebelumnya menunjukkan bahwa mungkin ada aktivitas orang lanjut usia terlibat secara online yang memfasilitasi inlusi social dan pemberdayaan. Sehingga penelitian kami bertujuan untuk menambah wawasan ke dalam masalah ini melalui eksplorasi Cina”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H