Mohon tunggu...
Zahra Az Zahra
Zahra Az Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - zjrngn

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Anak Dapat Berkata Kasar Saat Usianya Masih Kecil?

7 April 2021   12:15 Diperbarui: 7 April 2021   12:17 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ruang lingkup masyarakat banyak sekali anak kecil yang sudah berani mengatakan perkataan yang kasar atau tidak sepatutnya di usianya yang masih sangat muda sudah berkata kasar. 

Ruang lingkup seperti ini biasa kita temukan dalam lingkungan penetap asli atau yang sudah tinggal lama dan biasanya tetangga sekitarnya masih menjadi anggota keluarga besar. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa hal buruk ini dapat terjadi di lingkungan yang menganggap bahwa anak kecil berkata kasar bukan lagi menjadi hal tabu.

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik sangat memengaruhi cara berpikir seorang anak dalam masa pertumbuhannya. Karena komunikasi yang baik dibangun dari penggunaan bahasa yang satu yaitu bahasa Indonesia. 

Selain itu, penggunaan bahasa setempat atau bahasa daerah merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Sangat besar kemungkinan dan peluangnya seorang anak mengikuti perkataan orang dewasa di sekitarnya. Keseharian anak tersebut pasti mendengar bahasa yang mungkin hanya di gunakan di daerahnya saja dan jarang mendengar bahasa Indonesia.

Ada anak yang lahir di keluarga yang keseharian nya tidak begitu memperhatikan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Ketika emosi sedang memuncak orang tua anak tersebut dapat dengan mudahnya mengeluarkan kata-kata kasar atau kata-kata yang tidak sepatutnya di dengar oleh anak kecil. Anak akan dengan sangat mudah merekam perkataan-perkataan yang sering keluar dari mulut orang tuanya, sehingga memudahkan anak tersebut untuk ikut serta dalam penggunaan bahasa yang kasar atau tidak baik.

Hal ini tentu saja menimbulkan kesulitan saat anak tersebut mulai memasuki dunia pendidikan nya, tidak perlu jenjang sekolah dasar, kini banyak anak TK (Taman Kanak-kanak) yang membuat gurunya geleng-geleng kepala, bagaimana tidak murid mereka ajar cenderung mengeluarkan kata-kata kasar saat anak tersebut mulai emosi.  

Banyak momen keemasan anak yang terlewatkan oleh orang tuanya sehingga menjadikan anak kurang optimal dalam mengekspresikan dirinya ke arah yang lebih baik.

Peran orang tua, keluarga, dan lingkungan sekitarnya memiliki kendali yang sangat serius, maka dari itu penggunaan bahasa atau tutur kata orang dewasa harus memperhatikan tempat dan ada siapa di sekitar mereka. Menerapkan kebiasaan berbahasa yang baik merupakan tugas utama para orang dewasa terhadap anak yang usia dini. 

Pembatasan penggunaan smartphone juga ikut berperan dalam cara anak mengekspresikan diri mereka melalui bahasa. Tidak menutup kemungkinan jika orang tua, keluarga, dan lingkungannya sudah sangat baik dalam penerapan bahasa untuk anak-anak usia dini, namun mereka mempelajari nya secara tidak langsung melalui smartphone atau media sosial yang mereka akses.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun