Mohon tunggu...
zahraauledhina
zahraauledhina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya badminton

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Analisis Fenomena Penyebaran Hoaks di Kalangan Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas dalam Era Digital

30 Desember 2024   16:17 Diperbarui: 30 Desember 2024   16:17 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Pesatnya perkembangan teknologi pada era digital dapat mempermudah akses informasi bagi masyarakat, termasuk mahasiswa, dengan kecepatan dan kemudahan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, informasi yang tidak terverifikasi, seperti hoaks, dapat menimbulkan kerugian besar, mulai dari kecemasan hingga konflik sosial yang memengaruhi keharmonisan masyarakat di lingkungan fakultas. Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas sebagai pengguna aktif media social menghadapi tantangan besar dalam mengenali dan mencegah penyebaran hoaks. Hoaks, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah berita bohong atau informasi yang tidak berdasarkan fakta. Dalam Oxford English Dictionary, “hoak” didefinisikan sebagai “malicious deception” atau kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat. Informasi yang belum terverifikasi keakuratannya ini sering kali disebarluaskan dengan cepat melalui media sosial, sehingga menimbulkan dampak negative yang signifikan. Dampak negative dari penyebaran hoaks di kalangan mahasiswa sangat luas. Mulai dari mengganggu proses belajar-mengajar, memecah belah solidaritas, hingga merusak reputasi individu dan institusi. Proyek ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang jenis hoaks yang menyebar, faktor pendorongnya, serta apa saja dampak yang akan ditimbulkan terhadap mahasiswa. Dengan demikian, dapat dirancang langkah mitigasi untuk mengurangi dampak negatif hoaks di lingkungan fakultas.

Proyek ini menggunakan metode survei, wawancara, dan observasi. Survei dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa untuk mengetahui frekuensi dan jenis hoaks yang diterima serta cara mereka mengenali hoaks. Wawancara dilakukan untuk memahami lebih dalam persepsi mahasiswa mengenai hoaks dan dampaknya. Observasi partisipatif dilakukan dengan mengamati interaksi mahasiswa di media sosial terkait penyebaran informasi. Proyek ini dilaksanakan di Fakultas Keperawatan Universitas Andalas pada November hingga Desember 2024.

Hasil Proyek menunjukan bahwa 58,3% responden menerima hoaks terkait isu politik, diikuti oleh isu pendidikan (20,8%) dan Kesehatan (20,9%), yang semuanya memiliki dampak signifikan terhadap pola pikir mahasiswa. Hoaks politik mendominasi karena relevensi isu tersebut dengan kehidupan sosial mahasiswa. Penyebaran hoaks disebabkan oleh kurangnya literasi digital, pengaruh teman, dan penampilan berita yang terlihat meyakinkan. Sebannyak 50% mahasiswa memeriksa sumber berita, 41,7% membandingkan informasi di media lain, dan 8,3% membaca komentar di media sosial untuk menentukan kebenaran informasi.

Hoaks menyebabkan beberapa dampak seperti kecemasan, ketidakpercayaann, bahkan stigma sosial. Adapun dampak lain penyebaran hoaks yang sangat signifikan yaitu dapat mempengaruhi pola pikir kritis di kalangan mahasiswa. Ketika mahasiswa terbiasa menerima informasi tanpa analisis lebih lanjut, kemampuan berpikir kritisnya akan menurun. Mahasiswa mungkin lebih mudah dipengaruhi oleh ide-ide atau pandangan yang tidak berdasar. Informasi yang salah dapat memperburuk kondisi psikologis mahasiswa, terutama terkait isu kesehatan. Edukasi literasi digital melalui seminar, lokakarya, dan kampanye media sosial terbukti meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya. Lewandowsky, Ecker, dan Cook (2017) menjelaskan bahwa Hoaks yang tersebar luas melalui media sosial dapat memicu kecemasan dan ketidakpercayaan di kalangan individu, karena informasi yang salah atau menyesatkan sering kali menciptakan perasaan takut dan kebingungan, yang berpotensi merusak kesejahteraan psikologis.

Proyek ini menyimpulkan bahwa hoaks politik merupakan jenis hoaks paling dominan di kalangan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. Dengan adanya proyek ini kami dapat mengetahui presentase mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas dalam mengetahui hoaks. Penyebab utama penyebaran hoaks adalah kurangnya literasi digital seperti keterampilan dalam membedakan informasi yang benar dan salah yang menyebabkan mahasiswa lebih rentan dalam mempercayai penyebaran hoaks. Oleh karena itu, Fakultas Keperawatan diperlukan program literasi digital secara berkala di lingkungan fakultas. Disarankan mengadakan seminar, membentuk komunitas literasi digital, dan memperkuat sistem pelaporan hoaks. Diharapkan dengan adanya seminar, komunitas literasi digital dan sistem pelaporan hoaks mahasiswa dapat lebih cerdas dalam memilah suatu informasi. Metode lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyebaran hoaks di lingkungan fakultas yaitu dengan meningkatkan kesadaran mahasiswa akan bahaya hoaks dan melakukan budaya cek fakta. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun