Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, jumlah sampah di Indonesia mencapai 21,88 juta ton pada 2021 dengan sumber terbesarnya berasal dari rumah tangga yang menyumbang terbanyak bagi sampah nasional. yakni 42,23%. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan limbah rumah tangga belum dapat terolah secara optimal. Limbah bahan masakan salah satu penyumbang limbah rumah tangga. Limbah bahan masakan ini bisa berupa sisa-sisa bahan masakan yang tidak terpakai seperti kulit-kulit sayuran ataupun bumbu dapur dan juga minyak jelantah bekas penggorengan.
Kurangnya informasi mengenai pemanfaatan limbah tersebut menyebabkan hanya terjadi penumpukkan sampah karena tidak dikelola dengan baik. Pengelolaan yang dimaksud adalah pengelolaan oleh rumah tangga sendiri. Sampah bahan masakan merupakan tipe sampah organik yang dapat dimanfaatkan sebagai biopestisida dan lilin aromaterapi yang ramah lingkungan.
Mahasiswa UNNES GIAT 5 Desa Beku, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten di bawah naungan Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UNNES, memiliki beberapa program kerja dengan tema Desa Penggerak Pancasila yang dilaksanakan secara merata kepada semua sasaran dengan salah satunya adalah anggota PKK Desa.
Bertempat di Aula Balai Desa Beku Kecamatan Karanganom pada Jumat 21 Juli 2023, mahasiswa bersama anggota PKK melakukan sosialisasi serta pelatihan pembuatan biopestisida nabati dan lilin aromaterapi minyak jelantah. Kegiatan Sosialisasi serta pelatihan terbagi menjadi dua sesi yaitu pembuatan biopestisida nabati dan lilin aromaterapi yang masing-masing disosialisasikan oleh Mahasiswa UNNES GIAT 5 yaitu Naila Inayatul Hikmatika dengan prodi Biologi S1 dan Ayun Dinar Safitri dengan prodi Pendidikan Kimia S1.
Kegiatan pertama yaitu sosialisasi dan pelatihan biopestisida nabati. Tujuan dari pembuatan biopestisida ini adalah agar anggota PKK dapat memanfaatkan tumbuhan atau limbah bahan masakan menjadi pestisida non kimia yang ramah lingkungan yang bermanfaat untuk merawat tanaman. Kegiatan ini diawali dengan pengenalan biopestisida kepada anggota PKK serta kelemahan dan keunggulan penggunaan biopestisida yang dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan biopestisida dari daun papaya dan limbah kulit bawang.
Setelah selesai demonstrasi, kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi dan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah bekas penggorengan. Kegiatan ini dimulai dari pengenalan minyak jelantah, resiko penggunaan minyak jelantah serta bagaimana cara memanfaatkan minyak jelantah yang dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah yang dipadukan dengan paraffin serta ditambah dengan fragrance oil untuk menambah aroma wangi menenangkan yang cocok untuk relaksasi. Kedua kegiatan ini disambut antusias oleh anggota PKK dengan adanya pertanyaan-pertanyaan yang muncul mengenai inovasi pengelolaan limbah rumah tangga ini.
Diharapkan melalui kegiatan sosialisasi ini tidak hanya memberikan ilmu, namun juga meningkatkan motivasi masyarakat melalui anggota PKK agar dapat mengelola limbah rumah tangga menjadi berbagai bahan yang bermanfaat seperti contohnya yaitu biopestisida nabati dan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. Dengan begitu penumpukkan limbah rumah tangga dapat ditekan dan mengalami penurunan. Selain sebagai bentuk inovasi pemanfaatan limbah, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengimplementasikan tema Desa Penggerak Pancasila dengan melalui PKK untuk mewujudkan pembangunan desa sesuai dengan slogan UNNES GIAT 5 yaitu “Bersama UNNES GIAT, membangun Indonesia dari Desa”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H