Mohon tunggu...
Atiqah Zahra
Atiqah Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Menulis dapat memancing pikiranmu :v menulis bebas, menulis randomm

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah yang Tersembunyi di Balik Perjanjian Hudaybiyah

12 Januari 2024   16:31 Diperbarui: 12 Januari 2024   16:37 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Qur'an surah Alfath ayat 18 menyebutkan bahwa Allah meridhoi orang-orang yang telah berjanji setia kepada nabi di bawah pohon. ayat ini berkaitan dengan perjanjian yang disebut perjanjian hudaibiyah. Namun, Pada kisah hudaibiyah ini terdapat peristiwa penting yang mungkin belum diketahui oleh banyak orang dan tentu sangat penting untuk kita ketahui.

Pada tahun ke-6 Hijriah bulan dzulqodah Rasulullah Saw. beserta sahabatnya sekitar 1500 orang berangkat ke Mekah untuk tujuan umroh. Namun, ketika tiba di suatu tempat yang bernama hudaibiyah, unta Rasulullah Saw. mendadak berhenti. Akhirnya Rasulullah Saw. memerintahkan untuk berkemah di tempat itu. Pada saat itu, Rasulullah Saw. memerintahkan Umar untuk pergi memeriksa keadaan Mekkah. Namun, Umar menolak dengan alasan takut dibunuh. Akhirnya, Rasulullah Saw. mengutus ustman. Selang beberapa lama, ada isu bahwa ustman dibunuh oleh Quraisy Mekkah. Kemudian para sahabat secara spontan berkumpul di bawah pohon untuk membaiat dan setia kepada Nabi. Baiat tersebut dilakukan dengan maksud melindungi Nabi dari bahaya. Setelah baiat itulah turun ayat di atas (Surah Alfath ayat 18). Maksud 'setia' pada ayat di atas, tidak hanya berlaku pada saat itu melainkan sepanjang waktu. Dari sinilah kesetian para sahabat di nilai, apakah mereka benar benar setia dengan Rasulullah bahkan setelah beliau wafat atau tidak? Karena nantinya terdapat beberapa sahabat yang menurut beberapa ulama dianggap tidak sejalur lagi dengan Rasulullah Saw. karena penolakannya terhadap apa yang diperintahkan. Jika sudah seperti itu otomatis mereka sudah tidak mendapatkan apa yang dijanjikan Allah dalam surah di atas.

Tidak lama setelah baiat selesai, utsman datang bersama dengan beberapa Quraiys yang dipimpin oleh Suhail bin Amr. Kaum Quraisy membuat persyaratan yang disetujui oleh Rasulullah Saw. berdasarkan petunjuk langit namun ditolak oleh sebagian sahabat, salah satunya adalah Umar. Bahkan dalam percakapannya, Umar sempat mempertanyakan kenabian Rasulullah hingga akhirnya ia kembali bertanya kepada Abu Bakr sampai Abu Bakar berkata bahwa 'Wahai saudaraku! Beliau adalah utusan Allah yang tidak akan melanggar perintah-Nya. Karena itu, percayalah!"

Setelah selesai menandatangani naskah perdamaian, Rasulullah Saw. memerintahkan para sahabatnya untuk mencukur rambut dan menyembelih hewan kurban yang ia bawa. Namun, tak satupun dari para sahabat menghiraukannya hingga perintah itu diulang sebanyak tiga kali. Kemudian Rasulullah masuk ke dalam kemah dan berbicara dengan Ummu salamah, dan ketika keluar beliau kemudian menyembelih  hewan kurbannya dan memanggil tukang cukur  untuk mencukur rambutnya. Barulah kemudian para sahabat mengerjakan hal yang diperintahkan Rasulullah tadi.

Yang menjadi pertanyaan, mengapa para sahabat menghiraukan perintah Nabi tersebut hingga beliau mengulangnya sampai tiga kali? Itupun belum ada yang mengerjakannya.

 Artikel ini mengajak kita untuk mengkaji lebih dalam perihal sejarah, tidak berhenti hanya pada satu pendapat saja, karena diluar sana mungkin terdapat sejarah yang ditutup tutupi sehingga tidak sampai kepada kita. Intinya bagaimana kita melihat sejarah khususnya sejarah islam tidak menggunakan kacamata kuda (penilaian subjektif/ hanya berhenti pada satu pendapat) melainkan dengan kacamata objektif. Salam Intelektual...

Sumber: buku Al Mu'awiyyat karya Dr. Muhammad Babul Ulum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun