Mohon tunggu...
Atiqah Zahra
Atiqah Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Menulis dapat memancing pikiranmu :v menulis bebas, menulis randomm

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perayaan Tahun Baru

1 Januari 2024   09:12 Diperbarui: 1 Januari 2024   17:12 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sosial media, beredar status orang orang yang lagi merayakan tahun baru. Namun, disisi lain juga terdapat status orang orang yang mengharamkan perayaan tahun baru dengan dalil bahwa ini adalah tahun masehi, makanya haram bagi umat islam untuk merayakan. Bahkan ada juga yang mencantumkan hadis (yang entah hadisnya shohih atau tidak) tentang haramnya perayaan tahun baru. Yang terakhir, ada yang mengatakan bahwa 'sungguh miris orang orang bersenang senang dalam merayakan tahun baru, sedangkan saudara kita di Palestina sedang menderita'.

Dari paragraf di atas, terdapat 3 poin besar, dan di sini akan dibahas satu persatu. pertama, yang mengafirmasi perayaan tahun baru. Menurut saya, wajar wajar aja seseorang merayakan tahun baru dengan catatan selama tidak melenceng dari norma norma agama. Jika ada yang bertanya, emang ada? Yaa ada lahh, seperti mengadakan khataman qur'an kemudian bakar bakar jagung, dll. Bakar bakar jagung tidak melenceng dari norma norma agama kan? Jelas tidak. Kita juga bisa meniatkan perayaan tahun baru sebagai tanda rasa syukur atas kehidupan satu tahun tersebut, jadi yaa boleh boleh aja (dengan catatan di atas). 

Kedua, yang mengharamkan perayaan tahun baru dengan dalil bahwa itu adalah tahun masehi (yakni bukan tahun umat islam). Namun, kita tidak bisa menyangkal bahwa kalender yang dijadikan patokan di seluruh dunia adalah kalender Masehi, yakni tahun Masehi. Menurutku, itu tidak berarti kita mengikuti tradisi non islam, karena pemakaian kalender Masehi merupakan kesepakatan seluruh dunia demi kemaslahatan bersama. Jika demikian, tidak ada salahnya kita merayakan tahun baru sebagai bentuk rasa syukur kita atas kesempatan yang diberikan. Toh di tahun baru Hijriah pun, kita sebagai umat islam tidak pernah lupa untuk merayakan tahun baru kita. 

Untuk yang ketiga, saya tidak mengafirmasi ataupun menegasi karena pikiran saya masih bertempur dalam memikirkan hal ini. Tapi saya pengen nanya, jika hari itu adalah hari raya idul fitri misalnya, yang dimana mungkin kebanyakan umat islam senang dengan kedatangan hari tersebut, sedangkan kita tau bahwa orang orang palestina sedang tidak baik baik saja, masikah kalian melarang orang orang untuk bersenang senang pada hari raya tersebut dan mengatakan 'sungguh miris mereka bersenang senang, sedangkan saudara kita di Palestina sedang menderita'? (Ini beneran pertanyaan)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun