Mohon tunggu...
Zahra Afifah
Zahra Afifah Mohon Tunggu... Lainnya - sebagai penulis harus menulis

became a reliable writer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Millenial Membangun Literasi yang Luas dalam Peningkatan Kualitas Riset di Indonesia

9 September 2020   17:18 Diperbarui: 9 September 2020   17:19 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dikutip dari Wikipedia millenial merupakan kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran sedangkan menurut National Institute For Literacy literasi memiliki arti suatu kemampuan dari tiap individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung serta juga memecahkan suatu masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan didalam suatu pekerjaan, keluarga dan masyarakat. Adapun sebuah studi yang dilakukan Central Connecticut State University pada tahun 2016 mengenai 'Most Literate Nations in The World' menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negara, atau dengan kata lain minat baca masyarakat Indonesia disebut-sebut hanya sebesar 0,01 persen atau satu berbanding sepuluh ribu.

Dari data tersebut secara tidak langsung menjadi sebuah peringatan bagi setiap individu khususnya millenials bahwa Indonesia telah mengalami krisis ilmu stadium akhir yang jika dibiarkan terus-menerus akan terlihat menjadi sesuatu yang wajar padahal penyakit yang mematikan bangsa ini. Sejak pandemi Covid-19 mendatangi tanah air pada bulan Maret lalu semua aktivitas dialihkan secara daring mulai dari belajar, kerja, seminar hingga konser industri musik. Millenials yang pada umumnya masih berstatus sebagai pelajar melaksanakan kewajiban akademik secara online, hal ini membuat waktu yang dihabiskan millenial dalam berinteraksi dengan gadget lebih lama dibandingkan secara offline. Adapun waktu yang lama tersebut bisa membawa manfaat yang positif atau membuat terlena karena kecanggihannya. Peran millenials di era pandemi ini sangat menentukan masa depan bangsa menjadi terdepan atau bahkan terbelakang.

Literasi tak hanya dilakukan dengan cara membaca buku dalam bentuk fisik, namun telah merambah kepada digitalisasi dimana media yang paling diminati generasi milenial yaitu media sosial yang dapat menyebarkan dan mendapatkan informasi dengan waktu yang relatif singkat.Hal ini berarti media sosial memiliki peluang yang sangat besar sebagai platform literasi bagi kaum milenial karena aplikasi berbasis literasi juga semakin banyak. Selain e-book atau e-journal, podcast menjadi hiburan yang diminati banyak orang dengan beragam topik mulai dari entertainment, politik, ekonomi, komedi hingga cerita misteri atau horor akibat penyampaian ilmu yang tidak monoton dan dibawakan oleh Public Figure yang sudah dikenal oleh banyak orang. Namun, generasi milenial harus bisa memilih bacaan yang related dengan kehidupan sehari-hari agar menuai manfaat sesuai realita yang terjadi.

Adapun berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesia (Puskakom UI) yang dipublikasikan pada bulan Maret 2015 menyatakan bahwa mahasiswa berada di posisi ke-2 sebagai pengakses internet terbesar di Indonesia yaitu sebanyak 18% atau sekitar 1.585.800 dari total pengguna internet Indonesia yang berjumlah 88,1 juta dan sebanyak 29,3% dari pengakses internet dari kalangan mahasiswa tersebut menyatakan alasan mereka menggunakan internet adalah untuk kepentingan pendidikan (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia, 2015: 13). Mahasiswa merupakan bagian dari millenial yang kepentingannya adalah melakukan riset secara maksimal dengan kuantitas dan kualitas yang bagus.Literasi bisa dikatakan sebagai modal dalam melakukan sebuah riset karena tanpa ilmu atau pengetahuan riset tidak akan bisa berkembang. Jika minimnya ilmu dan pengetahuan seseorang semakin sedikit kesempatannya untuk melakukan riset sedangkan pada era digital seperti sekarang sebuah riset mempunyai arti penting bagi Indonesia.

Langkah konkret yang bisa dilakukan oleh millenial yaitu dengan memanfaatkan sosial media sebagai pencapaian riset yang bermanfaat bagi orang lain, salah satunya yaitu dengan membuat pameran riset berbasis digital yang pesertanya dikhususkan untuk para millenial. Pameran ini diadakan dengan beberapa rangkaian yang mendatangkan peneliti-peneliti senior dan sudah teruji di Indonesia dan diakhir pameran para peserta diwajibkan untuk membuat suatu riset sesuai dengan bidangnya masing-masing yang temanya ialah berkenaan dengan situasi pandemi Covid-19. Harapannya pameran ini bisa menjadi suatu media edukasi kepada kaum millenial seputar riset sehingga literasi yang dikemas dalam pameran tersebut bisa menjadi wadah millenial untuk membuat suatu riset sebagai jawaban dari masalah-masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun