"Kenapa baru sekarang, Mas?" ucap Vee di sela suara isak tangisnya.Â
Al terdiam. Kembali hening.
"Nduk, adakalanya kita yang harus memahami keinginan orang tua. Bukan mereka yang selalu kita minta untuk mengerti kita. Bukankah sebuah kewajiban berbakti kepada orang tua? Ingat, Nduk. Kita berhutang surga kepada mereka. Toh, cinta tidak pernah mengajarkan kita untuk menjadi durhaka bukan?" ucap Al lembut. Pemuda kelahiran Jogja itu cukup paham perasaan hati gadisnya. Tidak mudah menerima sebuah kehilangan dari sesuatu yang teramat diperjuangkan. Namun mereka bisa apa? Bukankah restu Tuhan ada pada restu kedua orang tua? Apalah arti sebuah cinta, jika ianya menyakiti hati kedua surga yang membesarkan mereka? Cinta sejati ialah cinta yang mengajarkan ikhlas, meski dengan kehilangan sekalipun.Â
**
Vee menyeka butiran lembut yang membasahi kedua sudut mata. Tersenyum datar. "Andai jarak bisa kubeli, mungkin cinta takkan sesakit ini."
Â
#Vee, 12 Maret 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H