Mohon tunggu...
Latifatus Zahro
Latifatus Zahro Mohon Tunggu... -

Belajar untuk menceritakan apa yang masih terlihat, terdengar dan apa yang dirasa!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sejuta Kejutan di Jalan Tembus Cemoro Sewu Sampai Candi Cetho

28 September 2015   20:12 Diperbarui: 4 April 2017   17:22 4067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi hari itu, tepatnya 27 September 2015, dengan kondisi fisik yang kurang baik saya akhirnya berangkat untuk menyegarkan pikiran bersama seorang teman. Rencananya kita akan menyambangi Candi Cetho yang terletak di Desa Gumeng. Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karangannyar, Jawa Tengah. Jika dari Madiun, Candi Cetho bisa diakses melalui 2 jalur, yaitu jalur Cemoro Sewu Magetan atau lewat jalur Widodaren, Simo, Ngawi. Karena pertimbangan kemudahan akses dan petunjuk jalan maka kami memilih jalur Cemoro Sewu Magetan.

Total perjalanan Madiun sampai Candi Cetho lebih kurang 2 jam dengan kecepatan yang lumayan. Jalur yang kita lalui ini tentu bukan jalur yang datar-datar saja, jalan tembus cemoro sewu merupakan titik pendakian gunung lawu yang berada diketinggian sekian sekian mdpl.

Madiun-Magetan-Sarangan-Cemoro Sewu, jalur tersebut sudah pernah saya lalui, jadi saya merasa belum menemukan hal yang istimewa. Kemudian dilanjutkan ke Cemoro Kandang-jalur lama Gondosuli-Tawangmangu-Karanganyar. Jalur Gondosuli atau disebut juga jalur lama merupakan jalur yang kurang sopan menurut saya, karena tanjakan dan turunan yang sangat ekstrim dan tanpa permisi. Dilanjutkan dengan jalur berkelok-kelok Karanganyar. Dengan kondisi jalan yang masih baru, mulus dan pemandangan yang apik membuat saya langsung jatuh cinta dengan jalur ini. Tapi perlu diketahui, dibutuhkan kemampuan mengendara yang baik jika melewati jalur ini. Karena meskipun jalur ini mulus dan bagus tapi jalanan berkelok dan tikungan yang tajam ditambah jalur yang tidak terlalu lebar.

Setelah melewati jalur berkelok-kelok tadi terdapat pertigaan dengan gapura di kanan jalan yang mengarahkan kita ke Candi Cetho. Sepanjang jalur Candi Cetho kita tidak henti-hentinya disuguhkan pemandangan yang luar biasa. Kebun teh kemuning yang membentang sepanjang jalur, terlihat hijau dan kabut tipis yang menemani selama perjalanan membuat perjalanan semakin berkesan. Di samping kanan kiri sepanjang jalur candi cetho terdapat tempat-tempat nonkrong yang bisa dibilang tempat keren. Diantaranya ada Bale Branti dan Doro Dongker.  Jika kesini bersama dengan keluarga, tempat ini menjadi alternatif terbaik untuk menghabiskan liburan dengan melihat hamparan hijau kebun teh dengan udara yang sehat.

Selepas melewati tanjakan demi tanjakan yang masih kurang sopan tersebut, tibalah kita di situs peninggalan Candi Cetho. Untuk biaya masuk candi ini hanya Rp. 3.000 dan parkir motor hanya Rp. 2.000 saja. Tiba di Candi Cetho kita disambut dengan anak tangga dan gapura Candi Cetho yang gagah dan seolah-olah menyapa kita.

Step pertama Candi Cetho setelah gapura selamat datang adalah taman yang ditata dengan rapi, simetris dan tentu keren. Step kedua dari Candi Cetho berupa bangunan-bangunan dan patung-patung yang simetris. Terdapat 4 step candi sampai puncak Candi Cetho.

Saat di step teratas suasana mistis dan dingin sangat terasa. Apalagi candi ini masih digunakan untuk tempat peribadatan umat Hindu. Dan bau dupa masih tercium karena memang ada dupa yang sengaja dibakar disana.

Di sisi kanan Candi Cetho ada sebuah jalan yang mengarahkan kita pada Candi Kethek (monyet), (yang tidak ada patung moyetnya, karena nama itu berawal dari penduduk yang melihat banyak monyet di sekitar area candi), Puri Taman Saraswati yang indah dan artistik, dan disamping puri tersebut terdapat sebuah mata air yang sepertinya dikeramatkan, terlihat dari dupa dan bunga yang bertebaran di area sendang. Untuk masuk ke area Candi Kethek dan Puri Taman Saraswati ditarik tiket Rp. 1500 saja. Murah bukan?

Menikmati Candi Cetho dan Candi-candi lainnya dengan suasana yang dingin membuat waktu cepat berlalu, saya sarankan berangkat pagi-pagi untuk menikmati suasana candi yang sepi dan berkesan. Tapi ada beberapa sumber yang menyatakan akan lebih berkesan dan lebih terasa mistisnya jika kita menikmatinya pada sore hari. Mungkin lain waktu akan saya buktikan sendiri, hihi. Akhirnya salam jalan-jalan dan jangan lupa selalu jaga kebersihan tempat wisata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Hantu Pocong Lembang, Hiburan Siang di Jalan Macet!

5 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun