Mohon tunggu...
Ardia
Ardia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seorang pelajar yang berambisi menjadi orang yang berguna untuk dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keresahan Einstein dan Penyesalan Oppenheimer

12 Juli 2023   17:50 Diperbarui: 12 Juli 2023   18:02 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.fdrlibrary.org/

Pada Perang Dunia II, semua peran dimanfaatkan secara optimal oleh negara-negara yang berperang merebutkan wilayah dan kedaulatan. Namun, pembelok arah perang yang signifikan bukanlah dari pihak kemiliteran yang notabenenya adalah penggerak utama dalam peperangan. Fisikawan dan perkembangan teknologi lah yang menjadi peran penting dalam berakhirnya Perang Dunia II. Pada 24 April 1939, ilmuwan berkebangsaan Jerman, Paul Harteck, ingin memberikan perkembangan fisika terbaru yang memungkinkan untuk menjadi bahan peledak yang dahsyat (bom atom) akan tetapi kabar tersebut tidak sampai kepada Adolf Hitler karena Hitler sering mengusir ahli fisika karena pemahaman liberalis dan/atau Yahudi mereka. 

Albert Einstein sangat khawatir dan resah jika Jerman dapat mengembangkan bom atom karena akan menimbulkan dampak buruk dengan jangka yang sangat panjang. Akhirnya Einstein menandatangani surat yang disusun oleh Leo Szilard, Fisikawan Chicago Metallurgical Laboratory, bersama rekannya Edward Teller yang berisikan bahwa reaksi rantai nuklir yang tidak terkontrol memiliki potensi besar untuk dijadikan senjata pembunuh massal. 

Seorang penasihat ekonomi, Alexander Sachs, mengirimkan surat tersebut ke Presiden Franklin D. Roosevelt. Memahami bahwa Jerman dapat saja menciptakan bom tersebut lebih dulu, Presiden Roosevelt langsung mengambil tindakan dengan membentuk Projek Manhattan Engineer District pada 1940 dengan dana sebesar 6.000 dolar. Projek ini memiliki tujuan untuk melakukan penelitian akan proses fisi yang baru saja ditemukan. Mereka menemukan bahwa nuklus pada unsur Uranium-235 akan berpisah jika menyerap neutron, dimana saat ini terjadi, akan terjadi pelepasan energi dan neutron yang akan menimbulkan reaksi berantai. Namun, pada saat itu, belum ada yang mengetahui berapa banyak bahan fisil yang diperlukan untuk terjadinya reaksi nuklir berantai (massa kritis). 

Berbagai penilitian telah dilaksanakan, salah satu penelitian yang sangat penting untuk kelanjutan riset dari Projek Manhattan adalah penemuan reaksi nuklir berantai yang dapat dikendalikan oleh Enrico Ferni dan Leo Szilard pada Desember 1942. Kemudian pada awal April 1943, Ahli Fisika J. Robert Oppenheimer mulai mengumpulkan berbagai peneliti untuk membahas ringkasan yang disusun oleh Robert Server di lokasi terpencil Los Alamos, New Mexico. Oppenheimer memilih tempat tersebut karena tempat tersebut jauh dari batas wilayah dan cukup luas untuk dijadiikan zona tes ledak.   

Penelitian lebih lanjut mengenai reaksi fisi telah digagas dan menghasilkan pemahaman bahwa reaksi ledakan dapat terjadi dengan mengubah massa subkritis menjadi massa kritis. Dua metode untuk memungkinkan terjadinya hal tersebut telah dirancang, salah satunya adalah metode Gun. Metode ini dilakukan dengan cara dua bagian massa subkritis ditembakkan bersama untk membentuk massa yang lebih padat dan memulai ledakan nuklir. Metode ini bekerja dengan baik menggunakan uranium sebagai bahan fisil. 

Metode selanjutnya yaitu metode Implosion, dimana massa subkritis dikompresi dengan bahan kimia peledak yang menghasilkan massa kritis padat. Biasanya bahan fisil yang digunakan adalah unsur plutonium, unsur yang ditemukan oleh Glenn Seabord pada akhir 1941. Metode ini memerlukan bahan fisil yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode Gun. Bom yang dibuat menggunakan metode ini pertama kali diledakkan pada 16 Juli 1945 di Alamogordo Air Base yang terletak di New Mexico. Bom yang dinamai Gadget ini meledak dengan ledakan yang menjulang setinggi kurang lebih 12.000 meter. Ledakan ini setara dengan daya ledak 15.000 sampai 20.000 ton TNT (trinitrotuluene). 

Dengan kesuksesan penelitian ini, bom yang sebelumnya direncanakan untuk dijatuhkan kepada Jerman, beralih ke dua kota besar Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, karena pada saat itu Jerman sudah mengakui kekalahan. Dengan dijatuhkannya bom di Jepang, Perang Dunia II berakhir. Seusai perang, banyak yang merasa bahwa penemuan senjata dahsyat ini adalah kesalahan yang sangat besar. Pada 1947, Einstein mengatakan di suatu artikel berjudul "The Man Who Started It All" bahwa seandaianya ia mengetahui bahwa Jerman gagal dalam mengembangkan bom atom, dia tak akan menandatangani surat itu. Dua bulan setelah jatuhnya bom di Jepang, Presiden Harry Truman mengundang Oppenheimer ke Oval Office untuk memberi ucapan selamat, namun Oppenheimer menolak undangan tersebut dan mengatakan bahwa ia merasa tangannya berlumuran darah setelah menciptakan senjata pemusnah bom nuklir. 

Referensi:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun