Zahra Chairunnisa
Rabu, 8 Desember 2021 | 07.38 WIB
Mahasiswa Universitas Sriwijaya salah satunya yang menjadi korban kasus dugaan pelecehan seksual oleh dosennya, yang semakin kesini semakin pula bertambah korbannya. Polisi sebut para korban dilecehkan diantaranya melalui pesan via Whatsapp. Awalnya terdapat satu korban yang melapor ke Ditreskrimum Polda Sumsel Komisaris Polisi Masnoni, kemudian disusul oleh tiga korban lainnya yang melapor. Keempat korban tersebut mengaku menjadi korban pelecehan dari oknum dosen kampus tersebut. Satu korban tercatat sebagai mahasiswi FKIP mengaku menjadi korban pelecehan dari dosen berinisial A, sedangkan ketiga mahasiswa lainnya berasal dari fakultas Ekonomi yang diduga dilecehkan oleh oknum dosen berinisial R. Sampai Selasa (7/12/21), terdapat penambahan korban pelecehan seksual sebanyak 7 orang mahasiswi termasuk alumni oleh oknum yang menjabat sebagai KAPRODI Manajemen Fakultas Ekonomi UNSRI atau dosen yang berinisial R.
BEM UNSRI mengatakan bahwa salah satu dari para korban yang berinisial C hendak melakukan yudisium, tetapi pada hari h tersebut tiba-tiba namanya mendadak hilang dari daftar tersebut setelah korban melaporkan kasusnya ke polda Sumatera Selatan. “Kemarin ada namanya, sampai semalam namanya dicoret dan mendadak dihilangkan. Kami kurang paham apa alasannya hingga pihak fakultas membatalkan hal itu, padahal korban ini sudah mendapatkan undangan yudisium pagi ini dari kemarin. Korbannya kaget namanya telah ditiadakan,” tutur Presiden BEM KM Unsri Dwiki Sandy.
DR yang merupakan salah satu korban dugaan pelecehan seksual tersebut mengaku bahwa mengalami pelecehan oleh oknum dosen saat sedang mengurus skripsi di kampus.
Agnis Saggaf selaku rektor UNSRI mengatakan bahwa “Kita harus meneliti kebenaran berita itu, karena itu baru sepihak yang dituduhkan. Kita telah membentuk tim etik yang sudah dibentuk dua bulan untuk melakukan penelusuran,” kata Anis di Palembang, Jumat (19/11/2021).
Kasus pelecehan yang terjadi di UNSRI ini juga pernah trending di twitter pada tanggal 6 Desember 2021 dengan lebih dari 16 ribu cuitan.
Semakin maraknya kasus pelecehan seksual di Indonesia membuat para korban mengalami trauma yang berat dan dampak-dampak psikis lainnya seperti korban memiliki emosi yang tidak stabil, korban menjadi sosok individu yang cenderung lebih mudah diam, pastinya korban juga mengalami depresi, ketakutan, dan kecemasan. Lalu para korban juga sebaiknya melakukan terapi psikologis guna untuk mengurangi rasa trauma yang telah dirasakannya. Dan untuk kedua orang tua dan teman terdekat korban sebisa mungkin selalu mendampingi korban dalam melewati masa-masa pemulihan trauma tersebut.
Dari kasus diatas diharapkan untuk para korban selalu didampingi oleh para penasihat hukum dalam perkara dugaan pelecehan tersebut dan pastinya polisi mengusut tuntas kasus tersebut agar tidak ada lagi kejadian seperti itu terulang kembali. “Kita imbau kepada korban-korban lain untuk segera melapor, bersama-sama kita bersihkan praktek-praktek (cabul) seperti ini di dunia pendidikan kita,” kata Kombes Pol Hisar Sialagan.
Referensi
https://m.bisnis.com/amp/read/20211206/15/1474439/mahasiswa-korban-pelecehan-seksual-dosen-unsri-bertambah
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211204133709-12-729806/laporkan-pelecehan-mahasiswa-unsri-sempat-dihambat-ikut-yudisium
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H