Mohon tunggu...
Zahra Salsabilla
Zahra Salsabilla Mohon Tunggu... Editor - pelajar

she/her

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merayakan Hari Sumpah Pemuda di Tengah Keheningan yang Menggelisahkan, Jejak Lara ing Memori

5 November 2024   18:42 Diperbarui: 5 November 2024   18:50 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUMPAH PEMUDA/DOKPRI

Pada sore yang cerah, 27 Oktober 2024, saya menyadari satu hal yang membuat hati saya sedikit tergores. Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak generasi muda yang seolah melupakan arti penting Hari Sumpah Pemuda. Sumpah, apakah masih ada pemuda yang memahami makna sejati dari peristiwa bersejarah ini?

Saya merasa sedikit cemas, namun di sisi lain, saya juga merasa beruntung bisa merayakan Hari Sumpah Pemuda kali ini dengan cara saya sendiri. Hari ini, saya mengenakan pakaian adat sebagai bentuk penghormatan kepada para pemuda-pemudi yang telah berjuang untuk mewujudkan persatuan bangsa ini. Walaupun kadang saya merasa bahwa perayaan seperti ini hanya sebatas rutinitas, saya berusaha memaknai lebih dalam arti perjuangan yang telah dirintis oleh para pendahulu kita.

Hari ini, saya merasakan sesuatu yang berbeda. Satu hal yang cukup mengganggu pikiran saya adalah mimpi yang saya alami semalam. Dalam mimpi itu, seorang wanita bertemu dengan seorang pria yang tengah memperjuangkan kemerdekaan. Mimpi ini seperti menjadi semacam pengingat, bahwa kita sebagai generasi muda saat ini harus terus melanjutkan perjuangan yang belum selesai.

"Negara ini masih belum sepenuhnya merdeka," kata pria dalam mimpi saya itu, "Para muda harus jadi garda depan Nusantara! Para muda indonesia meneruskan perjuangannya golongan yang lebih tua yang menjadi bangsa indonesia yang bersatu"

Kalimat-kalimat itu terus berputar di kepala saya. Benar, meski kemerdekaan fisik sudah lama kita raih, tantangan yang dihadapi bangsa ini masih sangat besar. Ketimpangan sosial, ketidakadilan, dan ancaman disintegrasi bangsa masih menjadi masalah yang harus kita hadapi.

Sumpah Pemuda bukan sekadar mengenang sejarah, tetapi juga menuntut kita untuk mengambil peran aktif dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Kita sebagai pemuda Indonesia, baik yang tinggal di kota besar maupun di daerah terpencil, harus memahami bahwa kita adalah penerus cita-cita para pendiri bangsa. Meskipun dunia terus berkembang dan berubah, semangat persatuan, kesatuan, dan perjuangan tetap relevan di zaman sekarang.

Jadi, apakah masih ada pemuda di sini? Apakah kita masih peduli dengan arti perjuangan yang sesungguhnya? Saya berharap, semoga perayaan Sumpah Pemuda kali ini bukan hanya sekadar seremonial, tapi benar-benar menggerakkan kita untuk menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton dari perjalanan bangsa ini.

Mari kita teruskan semangat Sumpah Pemuda, bukan hanya dengan kata kata, tetapi dengan tindakan nyata. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun