Mohon tunggu...
Nur Izzah Robbaniyah
Nur Izzah Robbaniyah Mohon Tunggu... -

saya adalah saya. bukan anda. atau mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

(re)-tak--(kan)-pecah

1 Februari 2011   13:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:59 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada awalnya adalah Allah.

Pada akhirnya, Allah jua..

Lalu, Apa ?

kau tanyakan apalagi ?

Pada prosesnya ?

Ah, jangan tanyakan lagi seharusnya,

toh, jawabnya ; Allah juga.

##

angguk-geleng-angguk lagi..

entah dalam kemengertian atau ketidakmengertian.

tapi agaknya, angguk itu kini bermakna kefahiman.

pemantapan.

Bismillah.

bersiap, bersigap.

Ha, ternyata masih ada yang memantul dari cermin itu.

: sudut-itu-akan-tetap-menjadi-sudut

dan sisi adalah sisi.

Tapi, menyudutkan (?)

##

dan kereta-kereta itu.

kereta kita memang berbeda, kawan.

kini, kita sedang melaju bersama.

maka tak heran, jika rel kita juga berbeda.

tapi tujuan kita sama, kan ?

Mardhatillah.

maka, selama masih berada di atas rel kebaikan, (meski berbeda).

apalagi yang diragukan ?

##

suka, kurang suka, atau bahkan tidak suka, itu rasa yang manusiawi.

penumbuhan-perubahan-perbaikan itu juga manusiawi.

yang tidak manusiawi adalah ketika merasa bahwa diri kita yang paling benar sementara orang lain salah, dan ketika, tak ada lagi niatan untuk melakukan sebuah perbaikan, tak ada lagi kesempatan yang sepatutnya diberikan.

ha, niat saja tak ada, apalagi pembuktian.

ah, tapi tak cukup sampai niat, memang...

maka, kesempatan itu memang harus dipergunakan sebaik mungkin.

agar orang percaya untuk memberikan kesempatan.

tentu kau telah tahu betul , betapa besar harga sebuah kepercayaan.

kan ?

sekarang, tinggal bagaimana kita mau memberikan kesempatan itu atau tidak.

tentu, dengan satu tujuan ; perubahan-perbaikan.

Dan kalau jawabnya adalah; tidak.

##

Quran memang selalu menjadi Asy Syifaa...

hey hati, coba dengarkanlah..

“Niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, ia telah mendapat kemenangan yang besar.

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.

Sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan Allah akan menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

(QS. Al Ahzaab ; 71-73)

sebab, yang retak akan pecah.

coba ingat dan tanamkan betul2..

ini Zah, ini..

: Pada awalnya adalah Allah.

Pada akhirnya Allah jua..

semoga,

tak retak.

tak pecah.

tak gugur.

tak keluh.

meski peluh.

meski tak sampai-sampai juga...

sampai batas nanti, sampai Allah menyapa :

”Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhainya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu. Dan masuklah ke dalam SurgaKu”

(QS. Al Fajr : 27-30)

Fa bi ayyi aalaaa irabbika tatamaaraa...

Maka, Nikmat Tuhanmu mana lagi yang kau ragukan ?

(QS. An Najm; 55)

Wallahu a’lam bish shawwab..

goresanhatiseseorangyang sedang(kembali)mencarimakna-.-

dua.dsmbr.duaribusepuluh

-asy syahidah-

-al ’izzah-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun