Mohon tunggu...
Moh Zahirul Alim
Moh Zahirul Alim Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati sosial, politik, pendidikan sekaligus pemilik blog www.paradigmabintang.com

Pemerhati sosial, politik, pendidikan sekaligus pemilik blog www.paradigmabintang.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yogyakarta dalam Gelora Kebangsaan Presiden Sukarno

1 Oktober 2023   15:27 Diperbarui: 1 Oktober 2023   15:35 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kratonjogja.id

Di antara kota-kota provinsi yang ada di Indonesia, Yogyakarta merupakan salah satu kota yang bernilai istimewa bagi sejarah perjalanan bangsa Indonesia khususnya bagi Presiden Sukarno yang sebagian kisah hidupnya ada di Yogyakarta. 

Selain Surabaya, Bandung, Ende, Bengkulu, Bangka, dan Jakarta yang menjadi saksi perjuangan hidup Bung Karnomengingat di daerah-daerah tersebut beliau pernah berproses dan melangsungkan hidup. 

Di Yogyakarta, nasib dan masa depan depan Indonesia pernah dipertaruhkan. Di kota inilah api kebangsaan Presiden Sukarno benar-benar menyala dan menggema. Tulisan ini akan memotret kiprah pengabdian Presiden Sukarno untuk Indonesia yang pernah beliau lakukan di Yogyakarta.

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah satu dari 38 delapan provinsi yang dimiliki Indonesia dewasa ini. Sebagai sebuah kota provinsi, Yogyakarta merupakan kota legenda dengan segudang sejarah yang menarik untuk diulas. Mulai dari masa Prakemerdekaan, Kemerdekaan, Pascakemerdekaan hingga kini era Reformasi, sejarah besar bangsa Indonesia tersimpan rapi di Yogyakarta. 

Salah satu sejarah penting tersebut adalah jejak kebangsaan Presiden Sukarno di Yogyakarta. Fakta membuktikan dengan jelas bahwa Yogyakarta tidak dapat dilepaskan dari sosok Bung Karnokeduanya sangat berkaitan dan saling melengkapi. Sulit untuk menyangkal realitas historis bahwa episode penting dari hidup Presiden Sukarno sebagiannya ada di Yogyakarta. Di kota ini, Bapak Proklamator tersebut pernah mempertaruhkan hidup dan matinya.

Setelah tahu kondisi Jakarta tidak lagi kondusif akibat agresivitas tentara NICA yang bermaksud ingin merongrong jalannya pemerintahan Indonesia yang baru berdiri. Tak ayal, Presiden Sukarno memutuskan untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Yogyakarta pada 4 Januari 1946 hingga 27 Desember 1949. Di kota gudeg tersebut, beliau memimpin Indonesia yang sedang dalam kondisi darurat perang dengan penuh keteladanan dan kesungguhan.

Di Yogyakarta, babak awal petualangan Republik Indonesia yang baru lahir itu dimulai. Adapun Presiden Sukarno berperan sebagai Pemimpin Besar Revolusi Indonesia yang bertanggung jawab atas jalannya roda perjuangan mempertahankan kedaulatan bangsa Indonesia. Tiga tahun lamanya, Bung Besar Sukarno merawat Republik Indonesia yang masih bayi di Yogyakarta. 

Dalam pada itu, pusat pemerintahan dan kepresidenan Indonesia berpindah sementara dari yang sebelumnya di Istana Merdeka Jakarta menjadi di Gedung Agung Yogyakarta. Semuanya di bawah orkestrasi Presiden Sukarno. Sejarah pun mencatat dengan pasti, pidato kenegaraan pertama dalam menyambut hari lahir yang ke-1 Republik Indonesia disampaikan Presiden Sukarno di Yogyakarta.

Ada pesan dan nilai-nilai moral yang kuat dalam pidato peringatan setahun Indonesia merdeka yang disampaikan beliau di Yogyakartadi antaranya adalah tentang perjuangan revolusi, pemerintahan dalam negeri, politik luar negeri, dan persatuan nasional. Bahwa walau kondisi negara dalam keadaan sulit, semua komponen negara harus terus bersatu dalam memperjuangkan revolusi kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 serta tanpa melupakan persahabatan, kepedulian dan kehangatan dengan bangsa-bangsa lain. 

Terbukti, meski harus menjalani masa genting di masa revolusi mempertahankan kemerdekaan, pemerintah Indonesia membuktikan komitmen kemanusiaan dengan memberikan bantuan 500.000 ton beras kepada bangsa India yang pada saat itu sedang mengalami musibah kekeringan dan kelaparan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun