Ruang Lingkup Retorika
Oleh: Syamsul Yakin & Ahmad Zahid Salafi
Dosen dan Mahasiswa Retorika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Suatu batasan atau cakupan dapat dipahami juga sebagai ruang lingkup. Retorika memiliki ruang lingkup subjek yang berisi mulai dari definisi, materi, unsur, tujuan, komponen dan hubungannya dengan ilmu lainnya. Ruang lingkup retorika juga mencakup pembicara, pesan, dan pendengar.
Cakupan dari retorika adalah semua aliran kimunikasi yang terjadi antara pembicara dan pendengar secara tatap muka atau tatap maya, baik verbal maupun nonverbal.
Retorika dapat didefinisikan secara sempit dan luas. Retorika secara sempit dapat didefinisikan sebagai seni berbicara atau kecakapan berbicara. Namun secara luas retorika dipahami sebagai seni, keterampilan, pengetahuan, dan ilmu berkomunikasi secara lisan dan tulisan serta bahasa dan gerakan tubuh.
Retorika jika diartikan secara sempit maka, retorika berkelindan dengan tata bahasa, logika, dan dialek dari pembicara kepada mendengar. Sedangkan retorika jika diartikan secara luas maka, retorika bukan hanya pidato atau ceramah, namun mencakup selruh masalah aliran komunikasi yang terus berkembang. Dalam konteks ini, retorika dikatakan sebagai warisan budaya.
Retorika memiliki sifat ilmiah yaitu, empirik, sistematik, analitik, objektif, verifikatif, kritis dan logis. Tujuan utama dari retorika yang mencakup memengaruhi sikap, opini, dan perbuatan pendenagar secara efektif dan efisien  dapat ditempuh dengan menggunakan sifat ilmiah retorika tersebut.
Retorika secara filosofis dapat mencakup pertanyaan, pertama, ontologis, yakni apa itu hakikat retorika. Kedua, mencakup pertanyaan epistemologis, yakni bagaimana cara seseorang memperoleh pengetahuan terkait retorika. Ketiga, aksiologis, apa nilai manfaat dari retorika.
Pada awalnya, unsur-unsur retorika ada tiga, yakni.pembicara, pendengar dan pesan yang bersifat informatif, persuasif, dan rekreatif yang biasa materi atau isi  pidato. Namun belakangan, media merupakan unsur penting  retorika, baik media tradisional, konvensional maupun media sosial.
Komposisi retorika setidaknya terdiri dari tiga elemen. Pertama, pathos. Artiinya kemampuan persuasi (membujuk atau memengaruhi hati dan pikiran). Seorang pembicara harus memiliki pathos agar mampu menarik emosi pendengar sehingga pendengar hanyut dalam kesedihan, merasa kasihan, dan simpati.
Kedua, logos. Logos dapat diartikan sebagai hal yang sesuai dengan akal. Sebaiknya buah pikiran yang diungkapkan dalam berpidato mempertimbangkan nalar. Nalar adalah pikiran, kemampuan intelektualitas atau pemahaman yang mendalam.