Mohon tunggu...
Zahid Paningrome
Zahid Paningrome Mohon Tunggu... -

Creative Writer zahidpaningrome.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fragmen 3 Langkah

19 Mei 2017   21:06 Diperbarui: 19 Mei 2017   21:08 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Yaa, I know… Kita seimbang, btw,” Renata menatapku, aku tersenyum membalasnya.

Biasanya, langkah kedua bisa dilewati saat keduanya sudah saling terbuka hati dan pikirannya, tak memberi batas apa pun pada semua kemungkinan yang masuk kedunianya. Renata dan Abraham sama-sama membiarkan satu sama lain masuk, untuk bisa mengobati rasa sakitnya. Perkara apa yang harus dilakukan selanjutnya tak perlu dipikirkan sendiri, karena cinta adalah proses bertumbuh.

Banyak orang tidak bisa membedakan antara cinta dan jatuh cinta, keduanya berbeda. Apa yang dirasakan Renata dan Abraham bukanlah cinta, mereka baru merasakan jatuh cinta, ketika keduanya saling menerima, barulah cinta tumbuh setelahnya. Perasaan yang datang sebelum jatuh cinta adalah rasa penasaran. Rasa itu keluar secara alamiah yang pelan-pelan bertanya pada diri sendiri bagaimana kelanjutannya. Tapi, banyak orang yang tidak bisa membedakan mana penasaran mana jatuh cinta. Maklum, kadang cinta jatuh pada orang-orang bodoh.

“Well… Bisa dibilang kita sudah ada di langkah ketiga. Kita mau apa?” tanyaku, memberanikan diri.

“Baru kali ini, aku ketemu orang gila kayak kamu,” Renata menatapku tajam.

“Sama, baru kali ini aku ketemu perempuan kayak kamu.”

“Kamu perlu tahu, aku capek sama perpisahan. Percuma sekuat tenaga menjaga hubungan tapi akhirnya kandas, pisah, dikhianati,” keluh Renata.

“Sama, aku juga capek.”

“Ih serius, ah. Jangan bercanda.”

“Aku juga serius… Kamu tahu nggak? Ada hubungan yang nggak akan berakhir perpisahan.”

“Aku tahu itu,” Renata tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun