Jagat dunia maya pendidikan sempat dihebohkan dengan beredarnya isu pergantian kurikulum merdeka menjadi kurikulum nasional. Hal ini tentu menuai banyak pro dan kontra dari pelaku pendidikan yaitu guru yang menjadi tombak utama dalam mensukseskan pendidikan.
Penulis yang juga sebagai guru mengganggap perubahan kurikulum tidak lepas dari kondisi politik di Indonesia. Dimana pergantian presiden atau menteri selalu berbarengan dengan perubahan kurikulum pendidikan. Padahal menurut penulis, hal yang paling penting dalam kesuksesan pendidikan adalah peran guru itu sendiri. Guru adalah aktor utama dalam pendidikan. Perannya dalam pendidikan tidak akan bisa dipisahkan dengan dunia pendidikan.
Penulis sejauh ini masih ingat sebuah mahfuzat oleh KH. Abdullah Zarkasyi yang pada intinya adalah materi, metode dan guru memang penting. Namun yang paling penting dari semua itu adalah jiwa guru itu sendiri. Guru yang memiliki jiwa yang kuat dalam mendidik tentu tidak akan menganggap perubahan kurikulum sebagai sebuah beban. Sebanyak dan seberat apapun masalah yang dihadapi tentu akan diterima dan dihadapinya dengan ikhlas dan sabar.
Jiwa yang tulus dalam mengajar tentu akan dirasakan dengan sendirinya oleh anak-anak. Sebagai contoh, anak-anak akan menjadi lebih segan, sopan dan mudah diatur tanpa guru bersusah payah melakukan pencitraan dengan cara berpura-pura marah atau bersikap acuh agar terlihat berwibawa dan lain sebagainya.
Guru yang memiliki jiwa yang baik tentu akan selalu berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Selalu berusaha meningkatkan kompetensi dengan cara belajar dan mengikuti pelatihan-pelatihan yang relevan dengan mata pelajaran yang diampunya dan semua hal yang terkait dengan pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H