Sudden Infant Death Syindrome. Merupakan suatu kondisi ketika bayi berhenti bernapas, biasanya terjadi di malam hari, dan meninggal mendadak tanpa penyebab yang jelas. (Life-Span Development, 2012). Resiko tertinggi dialami oleh bayi berusia antara empat hingga enam minggu.
Di Amerika, SIDS merupakan penyebab kematian terbesar bagi bayi. Hal ini berdasarkan penelitian longitudinal yang dilakukan hingga tahun 2010. Sebenarnya pemicu utamanya adalah kesalahan posisi tidur bayi. Saat bayi tidur dengan posisi yang tidak benar, proses pernapasan yang belum sempurna dan proses menelan secara efektif akan terganggu. American Academu of Pediatries (AAP) menyarankan agar saat bayi tidur diposisikan terlentang. Dan sejak banyak ibu yang mengikuti saran tersebut, angka kematian bayi karena SIDS di Amerika menurun.
Selain posisi tidur yang salah, SIDS banyak dijumpai di kelompok sosio-ekonomi rendah, dan bayi-bayi yang secara pasif menghirup asap rokok.
Namun jika kita amati di negara kita, Indonesia. Terdapat berbagai budaya dalam memperlakukan bayi baru lahir. Terlebih di usia-usia rawan SIDS. Salah satunya terdapat tradisi di Desa Bitobe, kupang yang mewajibkan ibu dan bayinya harus tinggal di rumah tradisional ‘bulat’ (Rumah tradisional NTT yang tidak bersekat, tidak berjendela, dan beratap daun lontar kering) yang diasapi dengan bara kayu bakar selama 40 hari. Seluruh ruangan dipenuhi dengan asap bakaran kayu, yang dapat membahayakan kesehatan pernapasan.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, hawa hangat yang ditimbulkan oleh asap kayu bakar dapat membantu membunuh kuman. Selama berada di dalamnya, punggung ibu akan diasapi dengan bara kayu yang dibakar di tengah rumah. Selain diasapi, ibu juga akan dikompres menggunakan air panas yang dipercaya dapat mempercepat proses pemulihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H