Mohon tunggu...
Soffa Zahara
Soffa Zahara Mohon Tunggu... -

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menikmati Samudera Awan Di Gunung Cikuray

11 Januari 2014   09:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:56 3753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingin menikmati indahnya negeri diatas awan? Yap. Mendaki gunung adalah salah satu kegiatan yang wajib dicoba. Pemandangan lautan awan yang membentang begitu luasnya saat berada di puncak gunung akan selalu membuat penikmatnya betah berlama-lama dan enggan untuk pulang.

[caption id="attachment_304965" align="aligncenter" width="491" caption="Lautan Awan Cikuray"][/caption]

Berbagai panorama tiap gunung di Indonesia dari mulai padang sabana, lembah edelweiss, kawah belerang, danau, dan yang tak kalah menarik yaitu puncaknya , selalu mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri yang membuat banyak orang tidak bosan untuk mendaki hanya untuk menikmati keindahan alam yang ditawarkan. Salah satu gunung yang tidak boleh dilewatkan untuk dinikmati keindahan alamnya yaitu Gunung Cikuray.

Gunung Cikuray merupakan gunung yang memiliki tinggi sektar 2818 mdpl, terletak di wilayah Kabupaten Garut dan sangat familiar bagi kalangan pendaki gunung karena terkenal dengan lautan awannya yang sangat mempesona, pemandangan matahari terbit atau sunrise dari atap Gunung Cikuray pun tak kalah menariknya dengan gunung-gunung lain di Indonesia.

[caption id="attachment_305210" align="aligncenter" width="580" caption="Detik-Detik Sunrise di Puncak Cikuray"]

1389333675127046249
1389333675127046249
[/caption] [caption id="attachment_305209" align="aligncenter" width="524" caption="Menggapai Mentari"]
13893329101475380920
13893329101475380920
[/caption]

Tak lengkap rasanya ketika kita mendaki tidak ada ada pengalaman menarik yang dapat dibawa pulang dimana dari setiap pengalaman tersebut dapat menjadi bahan pelajaran, begitu pun dengan saya dan teman-teman saat mendaki Gunung Cikuray.

Rombongan kami sampai di Terminal Guntur bertepatan dengan adzan maghrib berkumandang, kemudian kami naik angkutan umum ke Pos Perkebunan Teh. Yang tidak kami tahu bahwa ojek atau mobil pickup dari Pos Perkebunan ke Pos Pemancar(start pendakian) tidak tersedia jika sudah menjelang malam. Walhasil kami memutuskan untuk jalan kaki melewati perkebunan teh untuk sampai ke Pos Pemancar. Setelah membayar tiket masuk dan mendapat instruksi arah dari penjaga Pos Perbukitan kami memulai menapaki perkebunan teh, 1 jam berjalan kami masih santai-santai saja, 2 jam kemudian kami mulai panik. Seharusnya menurut estimasi dari Pos Perkebunan ke Pos Pemancar paling lama hanya 2 jam berjalanan jika ditempuh dengan jalan kaki.

Sadar telah tersesat dan keluar dari jalur normal, kami memutuskan memotong jalan dengan menaiki satu bukit ke bukit lainnya. Setelah susah payah 3 jam naik turun bukit dan menerjang tanaman teh, posisi kami dengan Pos pemancar hanya tinggal bersebelahan bukit. Kami berputar-putar mencari jalur tercepat, ternyata jalur tercepat menuju bukit sebelah hanya dengan melewati turunan seperti jurang,sisanya harus memutar 3 bukit lagi, karena waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi dan kami tidak ingin mengambil resiko, akhirnya kami memutuskan mendirikan  tenda di tengah-tengah kebun untuk beristirahat menunggu fajar tiba. Pagi datang dan kami menertawakan kebodohan kami mencari jalur di waktu malam, karena sebetulnya lebih mudah mencari jalan sewaktu pagi hari. Ternyata jalur turunan yang kami sangka seperti jurang, hanya turunan biasa dan hanya terlihat curam saja di waktu malam. Sesampainya di Pos Pemancar, kami bercerita dengan pendaki lain, ternyata memang banyak kejadian para pendaki tersesat saat membuka jalur di malam hari.

Dari Pos Pemancar, untuk mencapai puncak Cikuray terdapat 6 pos yang harus dilalui dengan jalur pendakian yang cukup terjal. Jangan kaget ketika mendaki akan susah ditemui trek/jalan landai. Bagi pendaki pemula seperti saya, mungkin agak sedikit menyiksa karena jalur yang dilalui penuh tanjakan.

[caption id="attachment_305365" align="aligncenter" width="374" caption="Medan Pendakian Gunung Cikuray"]

1389405640623013174
1389405640623013174
[/caption]

Meskipun jalur pendakian yang susah dan terjal, ketika telah berada di puncak, rasa capek, lelah akan terbayar setelah melihat lautan awan yang membentang sejauh mata memandang.  Anda bisa melihat pemandangan Gunung Papandayan dari puncak Cikuray.

[caption id="attachment_305208" align="aligncenter" width="614" caption="Bayangan Kerucut Raksasa Gunung Cikuray Menutupi Gunung Papandayan"]

13893322771794861831
13893322771794861831
[/caption]

Dari pengalaman saya diatas kita dapat mengambil sedikit tips2 ketika mendaki gunung Cikuray :

Tips pertama : Usahakan anda yang berasal dari luar kota Garut  sampai di Terminal Garut sebelum Maghrib, karena angkutan umum dari terminal Guntur menuju Pos Perkebunan agak susah ketika menjelang maghrib. Selain itu ojek dari Pos Perbukitan menuju Pos Pemancar sudah tidak tersedia . Jika terlanjur, maka jangan memaksakan membuka jalur di kebun teh pada malam hari karena kemungkinan salah jalur akan lebih besar.

Tips  kedua : Pakailah sepatu ketika mendaki gunung Cikuray, karena lebih nyaman memakai sepatu daripada sandal gunung melihat medan pendakian yang cukup terjal

Tips  ketiga : Isi perbekalan air di pos Pemancar karena sumber air hanya ada di Pos Pemancar, saat musim penghujan juga bisa dijumpai sumber air di Pos 2 atau Pos 3, tetapi untuk berjaga-jaga lebih baik mengisi air di Pos Pemancar

Mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan traveling untuk sekedar mengisi waktu luang ketika bosan dengan segala rutinitas. Tak perlu ke jauh-jauh ke luar negeri,  Indonesia pun mempunyai banyak sekali tujuan destinasi bagi anda untuk berwisata. Jika anda ingin mencari referensi  lengkap tempat wisata di seluruh penjuru Indonesia, anda dapat mengunjungi website Indonesia Travel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun