Sekitar jam sepuluh malam, perutku mules sekali, sehingga menimbulkan hasrat untuk memenuhi ritual panggilan alam hehehe (kayaknya sih efek samping makan pakai sambel). Saat awal ritual ini berlangsung tiba-tiba aku mendengar suara dari pintu kamar mandi.
Suaranya seperti suara pintu tergaruk-garuk. Aku pikir itu suara bapakku ambil barang di dekat pintu, terus menyentuh pintu sehingga menimbulkan bunyi.
“Bapak kah?" Seruku.
“….”.
Hening, tidak ada jawaban. Tidak mungkin Mama, mama sudah tidur, bilangnya arep turu gasik, ben tangi gasik. Jengjeng, jadi suara apa ini? Ah sudahlah akhirnya aku abaikan saja.
Dua puluh menit berlalu, ritualku di kamar mandi berjalan dengan lancar dan sempurna. Semuanya segera aku akhiri dengan mencuci tangan pakai sabun di air yang mengalir. Saat aku membuka pintu, aku melihat sosok makhluk.
Makhluk ini tampaknya sudah lama sekali duduk menunggu pintu kamar mandi, berharap segera terbuka untuk dirinya. Sorot pupil matanya sudah melebar, hampir penuh berwarna hitam. Raut wajahnya menunjukkan ada sesuatu yang tak tertahankan, seperti ada beban hidup yang begitu berat. Kalian ingin tahu siapa sosok itu? Dia adalah Aan, kucing peliharaanku.
Saat pintu kamar mandi terbuka, dirinya langsung teranjak menuju tempat ritual panggilan alam bekas diriku.
“Oalah, jadi kamu tadi yang garuk-garuk pintu, An? Mau ngapain An?” tanyaku.
“Meeeoooongggg” jawabnya sembari berlengak-lengok menuju singasana panggilan alam.
“Oalah, tak kira sopo. Kamu mules juga tho An?”.