Nggak terasa baru saja kemarin kita merayakan Idul Fitri, beberapa hari lagi kita akan merayakan Idul Adha. Sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia di saat perayaan kedua hari raya tersebut terasa tidak lengkap hidangan saat makan bersama keluarga jika tidak dilengkapi dengan ketupat.Â
Ketupat memiliki bahan baku beras yang dibungkus menggunakan daun kelapa muda (janur). Sifat lentur dan mudah dibentuk pada janur inilah yang dipilih oleh masyarakat sebagai pembungkus. Janur tersebut dapat diperoleh dari pucuk daun kelapa yang masih muda dan berwarna kekuning-kuningan. Janur ini mudah dianyam sesuai selera sehingga memiliki bentuk yang unik-unik seperti belah ketupat, segitiga, dan berlian.
Janur yang sudah dianyam sedemikian rupa diisi dengan beras sebanyak satu hingga dua pertiga volume anyaman janur. Jika beras yang kita masuki sedikit maka akan menyebabkan tekstur ketupat menjadi lembek, sebaliknya jika terlalu banyak berasnya maka akan teksturnya menjadi keras.
Beras yang digunakan biasanya beras pulen tetapi beberapa daerah di Indonesia menggunakan beras yang pera. Beras pulen memiliki kandungan amilosa yang rendah, sedangakan beras pera beramilosa tinggi dan teksturnya keras.
Beras yang akan digunakan untuk membuat ketupat sebaiknya dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran setidaknya 2-3 kali pencucian, kemudian ditiriskan. Setelah beras dimasukkan ke dalam anyaman ketupat, ketupat dimasak dalam panci atau dandang sekitar 5 jam dengan keadaan terendam air. Setelah matang, bilaslah ketupat tersebut dengan air dingin mengalir untuk menghilangkan lendir yang ada pada janur dan menghilangkan sisa air rebusan. Jangan lupa ditiriskan ya hingga tidak ada lagi air yang menetes.
Ketupat yang sudah matang dapat bertahan hingga dua hari dan akan lebih lama lagi (4-7 hari) jika di letakkan dalam refrigenerator. Yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan pastikan ketupat dalam kondisi kering dan simpanlah dalam wadah kedap udara.
Okay, sekian dulu ya , selamat mencoba dan selamat berhari raya 😉
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H