Standar kecantikan yang ideal, baik pada pria maupun wanita, sering kali menciptakan tekanan sosial yang tidak sehat. Nur Melizza, salah satu peneliti, menjelaskan, "Body shaming sering kali muncul akibat adanya persepsi yang salah terhadap standar kecantikan. Dampaknya tidak hanya pada fisik, tetapi juga mental."
Menurut penelitian terbaru yang dilakukan terhadap mahasiswa Ilmu Kesehatan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang, sebanyak 93,7% responden mengaku mengalami penghinaan terhadap bentuk tubuh mereka. Anita Rahmawati, salah satu tim peneliti, menambahkan, "Body shaming menjadi fenomena yang sangat umum, bahkan dianggap normal oleh sebagian masyarakat. Padahal, efeknya dapat merusak kepercayaan diri seseorang."
Dari total 143 mahasiswa yang menjadi responden, hasil analisis menunjukkan bahwa sebanyak 98,6% dari mereka memiliki tingkat self-esteem yang cukup tinggi meskipun menghadapi body shaming. Muhammad Ari Arfianto menjelaskan lebih lanjut, "Menariknya, beberapa individu menunjukkan bahwa mereka masih bisa merasa bahagia meskipun mendapat perlakuan body shaming. Hal ini menunjukkan bahwa self-esteem seseorang sangat dipengaruhi oleh bagaimana mereka memandang diri mereka sendiri."
Namun, Erma Wahyu Mashfufa menekankan bahwa korelasi antara body shaming dan self-esteem tetap signifikan. "Hasil uji Spearman menunjukkan nilai p sebesar 0,000, yang berarti ada hubungan cukup kuat antara keduanya. Semakin sering seseorang mengalami body shaming, kepercayaan dirinya cenderung menurun," jelasnya.
Anggraini Dwi Kurnia menyoroti pentingnya edukasi tentang dampak body shaming. "Salah satu langkah awal yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa komentar negatif tentang tubuh seseorang dapat berakibat serius, baik secara emosional maupun psikologis," ungkapnya.
Senada dengan itu, Nur Lailaltul Masruroh mengajak masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam berkomunikasi. "Kita harus mulai membangun budaya yang menghargai keragaman bentuk tubuh dan tidak lagi menilai seseorang hanya dari penampilan luar mereka," pesannya.
Penelitian ini menjadi pengingat penting bahwa body shaming adalah isu serius yang perlu ditangani. Meski beberapa individu dapat menghadapinya dengan tetap percaya diri, dampak jangka panjangnya dapat merugikan banyak pihak jika tidak segera dihentikan.
penulis: Trisnabila A PSIK-D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H