Konsep merdeka belajar memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Komunitas pendidikan (sekolah non formal) dan komunitas guru. Kedekatan hubungan konsep merdeka belajar dengan komunitas pendidikan karena karakteristik komunitas pendidikan itu sendiri. Kebanyakan komunitas pendidikan memiliki corak, ciri atau  falsafah merdeka belajar. Komunitas pendidikan biasanya lebih berfokus pada tujuan, atau kebutuhan subject pendidikan (siswa) dengan pendekatan pembelajaran atau cara belajar yang siswa dapat lakukan (fleksibel), serta lingkungan yang ada sebagai media pembelajaran.
Menurut wenger (2021) Komunitas praktisi adalah sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin". Komunitas praktisi memiliki peran yang strategis untuk membangun jejaring guru, memberi ruang diskusi kolaboratif, berbagi praktik baik, mengembangkan potensi anggota komunitas menuju aksi nyata dan menghasilkan pengetahuan baru.Â
Komunitas praktisi dalam kontek pendidikan bisa kita maknai satuan kelompok belajar, organisasi profesi guru atau komunitas diluar sekolah yang fokus pada pengembangan pendidikan. Banyak komunitas pendidikan yang telah menerapkan konsep merdeka belajar, seperti kampus guru cikal, sekolah alam jurang jero dan komunitas Indonesia Mengajar, Indonesia mengajar membantu mengisi kekurangan guru sekolah dasar, khususnya di daerah terpencil.Â
Save Street Child adalah komunitas skala nasional yang berupaya menjadi wadah penggerak yang peduli terhadap permasalahan anak jalanan. Skholatanpabatas (STB) sebagai wujud keinginan untuk berbagi tanpa batas kepada siapapun yang membutuhkan dalam hal pembelajaran tentunya. Tanpa perlu ada batasan dinding, pakaian, tempat tinggal, strata sosial, suku, agama, gender dan lain-lain untuk berbagi kepada sesama. Selain komunitas formal banyak juga komunitas informal yang memiliki kontribusi peningkatan kualitas guru, seperti 1000guru, yang dibidani mahasiswa-mahasiswa Indonesia diluar negeri dan komunitas komunitas lainnya
Komunitas pendidikan sebenarnya sudah lama muncul secara non formal karena tuntutan kebutuhan peningkatan kompetensi guru yang cenderung kaku dan formal. Upaya peningkatan kompetensi guru di era digital dapat dilakukan melalui komunitas pendidikan yang lebih dinamis, tidak terkungkung oleh birokasi dan adminiatrasi yang bertele seperti pada lembaga formal lainnya. Karekteristik komunitas pendidikan yang dinamis, terbukti mampu mengubah guru-guru yang selama ini statis dan sulit mengubah rutinitas akan menjadi lebih tercerahkan. Sebaliknya guru-guru yang inovatif dapat berbagi ilmu dan keahlian kepada sesamanya. Hal ini penulis rasakan peran komunitas pendidikan yang penulis ikuti mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kompetensi sebagai guru. Selain meningkatkan komptensi juga dapat berbagi ilmu keahlian kepada sesama komunitas.
Perkembangan peran komunitas guru online sebagai pengerak peningkatan kompetensi guru sangat pesat dan mengalami lompatan luar biasa. Dari komunitas guru muncul website pendukung komunitas guru. Web komunitas guru online sedang giat-giatnya dikembangkan oleh pemerintah malalui guru belajar, www.gurubelajar.kemdikbud.go.id dan web komunitas guru  online lainya telah berhasil diimplementasikan dan sudah cukup layak untuk digunakan sebagai media pertukaran informasi dalam wujud video, gambar, atau dokumen.Â
Proses mengunggah video, gambar atau dokumen dapat dilakukan dengan mudah, sehingga tidak perlu pelatihan khusus untuk para guru. Portal web komunitas guru online membatu siswa untuk mendapatkan informasi pembelajaran. Era digital menuntut sumber daya manusia bermutu tinggi.Â
Dalam menghadapi era digital yang progresif, dibutuhkan guru visioner dan mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif, inovatif, dan melek teknologi. Untuk itu harus ada tranformasi pada komunitas formal seperti KKG, MGMP, Asosiasi guru atau guru mata pelajaran termasuk sekolah sekalipun.Â
Sekolah mestinya bias mengadopsi falsafah merdeka belajar yang terbukti telah diterapkan dibanyak komunitas pendidikanKomunitas guru on-line diharapkan menjadi organisasi guru, utamanya guru mata pelajaran. Layanan utama yang diharapkan dari media ini adalah pertukaran informasi pembelajaran untuk peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan. Layanan lain yang bisa diperoleh adalah publikasi karya ilmiah guru, sehingga karya ilmiah para guru dapat dinikmati oleh sesama guru maupun bukan guru.
Dari paparan di atas dapat penulis sampaikan komunitas praktisi pendidikan atau komunitas guru menjadi alternative cara peningkatan kompetensi guru di era digital saat ini diluar pemerintah. Falsafah merdeka belajar dan jejaring komunitas guru serta sharing keahlian dan keilmuan menjadi karakter yang mampu membuat guru lebih dinamis. Guru yang cenderung statis menunggu instruksi dan penugasan atau diklat dari sekolah atau pemerintah lambat laun seperti katak dalam tempurung dengan perkembangan dan lompatan komptensi guru diluar sana. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H