Mohon tunggu...
Muhammad Zainuddin
Muhammad Zainuddin Mohon Tunggu... -

Sempit karena badan muat karena teman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia

11 November 2014   03:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:07 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada dasarnya masyarakat Indonesia merupakan satu etnis atau satu bangsa, dalam kata satu etnis tersebut mempunyai ras yang cukup banyak contohnya ras dayak dari Kalimantan, ras batak dari Medan, ras bugis dari Sulawesi dan masih banyak lagi yang lainnya. Karena banyak ras di Indonesia maka banyak pula kebudayaan dan adat istiadat dari masing-masing ras, maka dari itu menimbulkan ketidaksetaraan etnis dan ras.

Kenapa terjadi ketidaksetaraan etnis dan ras? Padahal Indonesia merupakan satu etnis atau satu bangsa, menurut saya justru perbedaan kebudayaan dan adat istiadat itulah yang menyebabkan timbulnya ketidaksetaraan ras dan etnis. Seandainya semua ras yang ada di Indonesia bisa saling memahami ras satu sama lain mungkin bisa terjadi kesetaraan etnis dan ras. Sayangnya, oknum-oknum dalam suatu ras tersebut ada yang berpikiran kalaumereka itu beda dari ras yang lain dan tidak mau menyatukan pikiran kalau mereka itu satu etnis di Indonesia, dan manusia pada dasarnya juga pasti mempunyai kesalahan baik itu disengaja maupun tidak, maka ketika seseorang menemukan kesalahan dari seseorang yang berbeda ras hendaknya memberi tahu kalau apa yang di kerjakannya itu salah dan dari pihak yang di tegur memaklumi kenapa dia di tegur seseorang. Akan tetapi, hal tersebut sangat sulit di timbulkan Karena manusia juga memiliki sifat egois, ada yang memiliki sifat egois yang tinggi dan ada pula yang memiliki sifat egois yang rendah. Mau tidak mau apabila masyarakat Indonesia menginginkan kesetaraan ras dan etnis maka hal yang perlu kita lakukan harus timbul dari diri sendiri dan memiliki tekat yang kuat untuk merubah hal tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun