Tahun Baru bukan sekadar momen perayaan, tetapi juga peluang refleksi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam Kajian ASWAJA bertema "Menjadi Muslim Cerdas dalam Menyikapi Tahun Baru Masehi," yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKN Institut Al Azhar Menganti Gresik, Ustadz Muhammad Kholis, M.Pd, dari Pondok Pesantren Darul Ihsan, menyampaikan pesan mendalam tentang bagaimana seorang Muslim seharusnya memanfaatkan waktu yang terus berjalan.
Hikmah dari Imam Daqqaq: Mengingat Kematian, Meraih Tiga Keutamaan
Salah satu pesan penting yang disampaikan oleh Ustadz Muhammad Kholis adalah kutipan dari Imam Daqqaq:
"Barang siapa yang memperbanyak mengingat kematian, maka dia akan dimuliakan dengan tiga hal: percepatan dalam bertaubat, hati yang merasa cukup, dan semangat dalam beribadah."
Beliau menjelaskan bahwa pergantian tahun merupakan momen yang tepat untuk mengingat kematian, bukan sebagai sesuatu yang menakutkan, tetapi sebagai pengingat bahwa waktu kita di dunia sangat terbatas. "Ketika kita menyadari bahwa hidup ini sementara, kita akan lebih cepat bertaubat, lebih merasa cukup dengan apa yang Allah beri, dan lebih giat dalam beribadah," ujar Ustadz Kholis.
2025: Refleksi Waktu yang Berulang
Mengaitkan pesan ini dengan konteks tahun baru, beliau mengungkapkan fakta menarik bahwa tahun 2025 memiliki pola hari yang sama dengan tahun 1997. "Ini adalah pengingat bahwa waktu berputar, tetapi tidak akan pernah kembali. Yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana kita menggunakannya," tegasnya.
Beliau juga mengingatkan bahwa perayaan tahun baru sering kali mengabaikan hakikat waktu yang sesungguhnya. "Jika kita hanya terjebak dalam pesta dan hiburan, kita kehilangan kesempatan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah," tambahnya.
Kebetulan Berkah: Tahun Baru dan Awal Bulan Rajab
Tahun Baru 2025 yang bertepatan dengan 1 Rajab 1446 Hijriah, menjadi momen yang sangat istimewa. Ustadz Muhammad Kholis menjelaskan bahwa bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan dalam Islam. Bulan ini dikenal sebagai waktu yang tepat untuk memperbanyak amal baik, seperti beristighfar, berpuasa sunnah, dan mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadan.
“Allah berfirman dalam Al-Qur’an: ‘Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan... di antaranya ada empat bulan haram.’ (QS. At-Taubah: 36). Ini menunjukkan bahwa Rajab bukan sekadar bulan biasa, tetapi waktu istimewa untuk memperbanyak amal ibadah dan mendekatkan diri kepada-Nya,” ujar Ustadz Kholis.