lagi ramai-ramai membahas tiket kereta listrik bogor - jakarta dan bekasi - jakarta. kebetulan dua minggu kemarin saya berkesempatan menggunakan kereta listrik di kuala lumpur yang menurut saya sama dengan kereta listrik yang ada di jakarta.
tiket yang dipakai adalah sebuah koin berwarna biru. penggunaanya adalah, ketika akan masuk peron, tiket ditempelkan pada satu bidang yang sudah ditandai dan pintu akan secara otomatis membuka. di stasiun tujuan, ketika akan keluar peron, tiket dimasukkan kedalam lubang yang sudah disediakan seperti lubang tabungan.
jadi tiket tidak akan terbawa oleh penumpang.
kendalanya adalah
1. masyarakat di sana lebih teratur. apakah masyarakat di indonesia terutama jakarta dan sekitarnya juga bisa teratur.
2. kedatangan kereta adalah satu menit sekali. di sini bisa lebih dari setengah jam sekali. akhirnya penumpang menumpuk.
untuk transportasi, kuala lumpur sepertinya bisa lebih tertib dari jakarta. mungkin karena petugas tidak banyak bicara dengan penumpang. mereka hanya memberi informasi berdasar yang ditanyakan oleh calon penumpang. contohnya saya yang baru pertama kali ingin menggunakan kereta hanya diberi petunjuk "pergi ke sana, beli tiket, masuk sini". terkesan tidak ramah tapi bermanfaat. langsung pada pokok permasalahan.
nah berhubung saya lemot dan terbiasa bertanya detil, akhirnya bertanya lagi dan lagi dan akhirnya lagi kebanyakan bertanya sampai lupa jawaban yang sudah diberikan. padahal setelah saya telaah lagi, informasi sedikit yang diberikan sudah menjawab pertanyaan yang banyak, karena cukup dengan melihat petunjuk saja, pasti bisa.
kuncinya adalah mau membaca.
mungkinkah transportasi di Indonesia bisa tertib dan lancar seperti di Malaysia ??
jawabannya adalah pemerintah harus bisa membuat sistem dan menjalankannya dengan tegas.