Mohon tunggu...
Zaenal Arifin
Zaenal Arifin Mohon Tunggu... Guru - Kawula Alit

Guru matematika SMP di Banyuwangi, Jawa Timur. Sedang masa belajar menulis. Menulis apa saja. Apa saja ditulis. Siap menerima kritikan. Email: zaenal.math@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dunia Saya (2)

22 April 2020   21:06 Diperbarui: 23 April 2020   05:58 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami pun mengobrol sana-sini. Dengan tetap mempraktikkan physical distancing. Saya sadar sepenuhnya Pak X orang yang semangat bercerita, ekspresif, dan maaf beberapa giginya sudah tanggal. Harap maklum ketika bercerita tentu ada cairan yang keluar dari dua bibirnya.

Tidak begitu lama, saya pun mengajak beliau makan siang. Kebetulan perut sudah memberi kode dan istri tercinta telah menyiapkan semuanya. Menu sederhana, hasil panen kebun sendiri. Jauh dari menu khas restoran atau warung kaki lima, tapi insya Allah terjamin kesehatannya.

Bakda makan siang beliau membicarakan himbauan MUI dan pemerintah. Terkhusus pelaksanaan ibadah salat Jumat di masjid.

"Seharusnya, tetap diwajibkan salat Jumat, atau setidaknya jangan dicegah pelaksanaannya. Justru ibadah tersebut bagian dari doa, agar wabah ini segera diangkat oleh Allah SWT. Jika tidak ada yang berdoa bagaimana? Lha ini justru dihimbau untuk tidak salat jamaah di musala, tidak salat Jumat di masjid. Apa kiamat sudah semakin dekat? Empat puluh kali salat Jumat di masjid pahalanya sama dengan haji ke baitullah. Meninggalkan salat Jumat tiga kali berturut-turut, dinilai kafir." Beliau begitu semangat menganalisis himbauan MUI dan pemerintah.

Saya mendengarkan dengan saksama. Ada benarnya pernyataan beliau. Saya hanya berkata sekenanya, "Memang kiamat semakin dekat Pak. Ini jelas, tidak mungkin semakin jauh." Diikuti senyum dan manggut-manggut Pak X.

Saya pun menyambung, "Panjenengan sering lihat TV, radio, atau berita melalui media sosial di HP Pak?"

"Tidak pernah sama sekali. Hanya dengar-dengar dari jagongan dengan tetangga." Jawab Pak X polos.

"Belum tahu korban yang meninggal akibat pandemi Covid-19?" Tanya saya menyelidik.

"Belum." Jawab Pak X sambil geleng-geleng kepala.

"Aman." Kata saya singkat.

"Maksudnya?" Pak X mempertanyakan komentar saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun