Mohon tunggu...
Zaenab Annabelah
Zaenab Annabelah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat dengan Konsentrasi Peminatan Kesehatan Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemberdayaan Masyarakat Desa Bercak dalam Pemanfaatan Sampah Organik untuk Pembuatan Pupuk Kompos

1 Februari 2024   22:13 Diperbarui: 1 Februari 2024   22:19 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bercak, 23 Januari 2024- Sebagai bagian dari Program Kerja Keilmuan pada  Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro, Tim I Tahun Ajaran 2023/2024, menggelar kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Bercak dalam Pemanfaatan Sampah Organik untuk Pembuatan Pupuk Kompos (composting). Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah organik yang masuk ke tempat pembuangan akhir, tetapi juga untuk menciptakan sumber daya yang bernilai tambah, yaitu pupuk kompos. 

Puluhan warga desa berkumpul diBalai Desa Bercak, tempat kegiatan ini dilaksanakan, dengan antusiasme tinggi. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Desa Bercak, Bapak Nur Ichsan, yang menyampaikan pentingnya kerja sama masyarakat dalam mengatasi permasalahan sampah.

Proses pemanfaatan sampah organik dimulai dengan penyuluhan oleh Zaenab Annabelah mahasiswa KKN dari jurusan Kesehatan Masyarakat yang menjelaskan langkah-langkah pembuatan pupuk kompos secara sederhana dan efektif. Masyarakat diajak untuk memahami peran mereka dalam memilah sampah organik di rumah dan menyusunnya menjadi tumpukan kompos yang bernilai.

dok.pri
dok.pri

"Langkah kecil seperti memisahkan sampah organik di rumah kita dapat memberikan dampak besar bagi lingkungan dan ekonomi lokal. Pupuk kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk memperkaya tanah pertanian, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, dan pada akhirnya meningkatkan hasil panen," ungkap Zaenab. Hal ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih luas kepada masyarakkat tentang potensi dan manfaat dari sampah organik yang sebelumnya dianggap sebagai limbah.

Kepala Desa menyatakan, "Kami berharap bahwa melalui kegiatan ini, masyarakat kami tidak hanya mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari penjualan pupuk kompos, tetapi juga menjadi agen perubahan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan."

Kegiatan pemberdayaan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif, di mana para audiens aktif bertanya tentang cara praktis dalam menerapkan langkah composting dan pemeliharaannya. Diharapkan, langkah kecil ini akan menjadi tonggak awal untuk menciptakan masyarakat yang lebih sadar lingkungan dan mampu memanfaatkan potensi sampah organik untuk keberlanjutan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun