Mohon tunggu...
Zaenab Aliyya
Zaenab Aliyya Mohon Tunggu... -

Menyukai musik jazz

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lingkaran Setan Mendidik Anak

4 September 2011   03:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:15 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kebanyakan kita (orang tua), tidak pernah mendapatkan mata pelajaran mendidik anak. Rata-rata pelajaran atau cara mendidik anak hanya kita dapatkan berdasarkan pengalaman dan otodidak, baik melalui media massa, sharing dengan teman atau dari berbagai sumber lainnya.

Namun, apakah kita menyadari bahwa hal ini sebenarnya berbahaya? Kita tidak mengetahui cara mendidik anak yang bermacam ragam itu, dan tidak mengetahui cara yang tepat atau paling tepat untuk mendidik anak kita sesuai dengan watak dan karakter mereka yang berbeda-beda.

Kenyataannya kebanyakan kita menjadi egois karena memaksa si anak untuk bersikap seperti yang ‘kita inginkan’. Dengan berbagi macam dalih dan alasan ini adalah ‘yang terbaik untuk si anak’.

Padahal kita mendidik anak hanya berdasarkan pada ‘apa yang kita tahu’ berlandaskan pada ‘apa yang dahulu orang tua kita perbuat pada kita’ atau pada ‘apa yang kita ingin lakukan pada anak’ semata. Hingga ketika anak kita telah menjadi orang tua, mereka pun menerapkan cara yang sama kepada anak-anaknya. Begitu seterusnya.

Inilah yang disebut dengan lingkaran setan dalam mendidik anak,

Nah, para orang tua, memang rasa kepedulian kitaterhadap anak membuat kita merasa bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik bagi anak. Kita ingin membahagiakan anak-anak. Namun kenyataannya anak-anaklah yang membahagiakan kita. Mereka pelipur lara kita. Tawa dan canda mereka menghilangkan kepenatan kita. Senyuman mereka selalu tulus. Pandangan matanya polos. Mereka tidak memiliki prasangka. Tidak menyimpan dendam. Pelukan mereka hangat. Imajinasi mereka luar biasa. Selalu riang gembira. Bermain seharian tak mengenal kata lelah.

Jelas, kita perlu banyak bercermin kepada anak-anak kita. Yang pasti, jangan ulangi kesalahan yang dilakukan orang tua kita dulu terhadap kita.

Semoga bermanfaat

Zaenab Aliyya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun