“Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayangi pula oleh ar-Rahman (Allah). Maka sayangilah yang di atas muka bumi niscaya yang di atas langit pun akan menyangi kalian”. (HR. Tirmidzi, dinyatakan hasan sahih oleh Tirmidzi).
Hadis tersebut menekankan pentingnya saling menyayangi terhadap seluruh makhluk di bumi, termasuk hubungan kasih sayang antara seorang ayah dan anaknya. Karakter cinta dan kasih sayang seorang ayah diperkuat dalam berbagai kisah para nabi dalam Al-Qur’an. Dalam ayat 4-5 Surah Yusuf, kita dapat menarik dua kesimpulan. Pertama, dari sudut pandang anak, Nabi Yusuf memanggil ayahnya dengan sebutan yang menandakan kasih sayang, hormat, dan kedekatan antara ayah dan anak. Kedua, dari sudut pandang seorang ayah, Nabi Ya’qub adalah figur ayah yang penuh kasih sayang, mengasihi, dan mencintai anak-anaknya, terlihat dari kata "يَٰبُنَيَّ" yang ia ucapkan kepada Nabi Yusuf dan anak-anaknya yang lain.
Kisah Nabi Ya'qub dan Nabi Yusuf dalam ayat ini mengajarkan kita tentang cinta, kasih sayang, dan kebijaksanaan yang penting dalam hubungan keluarga. Melalui dialog yang penuh kasih dan nasihat bijak, kita bisa melihat betapa pentingnya komunikasi yang baik antara ayah dan anak. Kasih sayang yang tulus dan nasihat yang bijak bukan hanya memperkuat hubungan keluarga, tetapi juga melindungi dan membimbing anak-anak menuju masa depan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H