Mohon tunggu...
Zadit Edusiar Devapenseo
Zadit Edusiar Devapenseo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Self - Business Development • SEO Content - Copy Writer

Seorang pembaca dan penulis yang menempuh kuliah S1 fakultas pendidikan matematika di tahun 2022, menggali passion melalui blogging dan digital marketing serta kegiatannya seperti kontes, lomba dan pelatihan sejak 2015, pengalaman sebagai operator dan penyiar radio pada 2019-2020, kontributor di beberapa media online, dan berprofesi sebagai Admin di Sebuah Yayasan Pendidikan sejak 2021.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Polda Jatim: Narkoba Terindikasi Masuk Sekolah, Tanggung Jawab Siapa?

14 Desember 2023   14:08 Diperbarui: 14 Desember 2023   16:04 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Narkoba, ancaman mengerikan yang semakin merambah ke berbagai lapisan masyarakat, tak terkecuali dunia pendidikan: lingkungan sekolah. Bagaimana anak kita?

Sebuah laporan dari Polda Jawa Timur memberikan pencerahan bahwa bahaya narkoba sudah mulai menyusup ke lingkungan sekolah.

Pernyataan Direktur Reserse Narkoba Polda Jatim, Kombes Pol Arie Ardian, menegaskan urgensi sosialisasi bahaya narkoba kepada pelajar untuk membangun pertahanan dan kesadaran di lingkungan pendidikan.

Lingkungan sosial sekolah, sebagai elemen utama dalam pembentukan karakter dan perilaku siswa, menjadi faktor penentu dalam mengatasi bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.

Bagaimana lingkungan ini mempengaruhi risiko penyalahgunaan narkoba dan upaya pencegahannya?

Pertama, tanggung jawab ada pada dunia pendidikan sebagai whole. Guru, sebagai garda terdepan di kelas, bukan hanya bertugas mentransfer ilmu, tetapi juga membimbing siswa mengenai bahaya narkoba.

Kesejahteraan guru menjadi kunci, karena guru yang sejahtera akan lebih mampu memberikan perhatian dan pemahaman kepada siswa.

Dalam upaya ini, dukungan dan kolaborasi antara guru, orangtua, dan pihak sekolah sangatlah penting.

Dalam konteks ini, peran orangtua tak boleh diabaikan.

Komunikasi yang terbuka dan aktif antara orangtua dan anak dapat membentuk perlindungan alami terhadap ancaman narkoba.

Orangtua yang terlibat secara langsung dalam kehidupan anaknya dapat mengenali perubahan perilaku yang mencurigakan dan segera mengambil tindakan.

Kolaborasi antara wali murid dan pihak sekolah juga harus ditingkatkan.

Program pendidikan yang menyeluruh tentang bahaya narkoba perlu diintegrasikan ke dalam kurikulum, dan pihak sekolah harus menciptakan lingkungan yang mendukung dan mengedukasi siswa tentang risiko narkoba.

Selain itu, aspek kesejahteraan mental dan wawasan psikologis anak juga harus menjadi perhatian utama.

Lingkungan yang mendukung pertumbuhan psikologis anak akan mengurangi risiko mereka terjerumus ke dalam dunia narkoba.

Program konseling dan dukungan psikologis di sekolah dapat menjadi langkah awal yang efektif.

Dalam menghadapi ancaman narkoba di lingkungan sekolah, upaya pencegahan harus bersifat holistik dan melibatkan semua pihak terkait.

Kita perlu membangun pondasi kuat di dalam lingkungan sekolah agar dapat menjadi benteng pertahanan yang efektif melawan ancaman narkoba.

Seperti yang diungkapkan oleh Kombes Pol Arie Ardian, "sosialisasi bahaya narkoba perlu digalakkan untuk memperkuat daya cegah dan daya tahan di lingkungan sekolah."

Upaya bersama ini adalah investasi berharga untuk melindungi masa depan generasi penerus bangsa.

Langkah Nyata Mewujudkan Lingkungan Sekolah Bebas Narkoba

serangkaian langkah-langkah nyata yang dirancang untuk memerangi ancaman serius yang kini mengintai di dunia pendidikan: penyalahgunaan narkoba.

Pencegahan narkoba di sekolah bukan sekadar rangkaian tindakan, tetapi suatu upaya bersama untuk melindungi masa depan generasi penerus kita.

Dalam perjalanan ini, kita akan menjelajahi berbagai strategi dan langkah konkret yang dapat diambil bersama-sama oleh sekolah, guru, orangtua, siswa, dan pihak berwenang.

Pengetahuan adalah senjata terkuat kita melawan ancaman narkoba. Oleh karena itu, mari bersama-sama menapak langkah-langkah preventif yang terarah, mulai dari sosialisasi intensif, integrasi kurikulum anti-narkoba, peran guru yang lebih proaktif, hingga dukungan psikologis dan rehabilitasi bagi mereka yang terlanjur terjerumus.

  1. Sosialisasi Intensif: Sebuah langkah konkret yang harus diambil adalah meningkatkan program sosialisasi bahaya narkoba di lingkungan sekolah. Sosialisasi harus bersifat terprogram dan intensif, melibatkan narasumber yang kompeten, seperti ahli narkoba, psikolog, dan mantan pengguna narkoba yang berhasil pulih. Informasi yang disampaikan harus relevan, mudah dipahami, dan dapat merangsang kesadaran siswa.
  2. Kurikulum Anti-Narkoba: Integrasi kurikulum anti-narkoba menjadi bagian integral dari pendidikan formal. Materi ini harus dirancang sedemikian rupa agar dapat mengedukasi siswa tentang risiko narkoba, konsekuensi hukum, dan dampak negatifnya terhadap kesehatan mental dan fisik. Pemberian tugas proyek dan diskusi kelas tentang topik ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam.
  3. Peningkatan Peran Guru: Guru sebagai figur otoritatif di kelas memiliki peran yang sangat penting. Pelatihan khusus bagi guru untuk mengidentifikasi tanda-tanda potensial penyalahgunaan narkoba dan bagaimana mendekati siswa yang terlibat dapat meningkatkan efektivitas pencegahan. Dukungan psikologis bagi guru juga perlu diperkuat untuk memastikan kesejahteraan mereka.
  4. Konseling dan Dukungan Psikologis: Siswa yang berisiko atau sudah terlibat dalam penyalahgunaan narkoba membutuhkan pendekatan yang lebih personal. Program konseling yang terintegrasi di sekolah, dengan dukungan dari ahli psikologi, dapat membantu siswa mengatasi masalah pribadi yang mungkin menjadi pemicu penyalahgunaan narkoba.
  5. Partisipasi Orangtua: Membangun jembatan komunikasi antara sekolah dan orangtua adalah langkah yang tak kalah penting. Pertemuan rutin, seminar orangtua, dan distribusi materi informatif dapat memperkuat peran orangtua dalam mendeteksi perubahan perilaku anak mereka dan memberikan dukungan positif.
  6. Tim Pengawas Anti-Narkoba: Membentuk tim pengawas anti-narkoba di sekolah dapat menjadi langkah preventif yang efektif. Tim ini dapat bekerja sama dengan pihak kepolisian dan pihak berwenang lainnya untuk menjaga keamanan di lingkungan sekolah, melakukan pengawasan acara, dan memberikan edukasi langsung kepada siswa.
  7. Rehabilitasi dan Pemulihan: Bagi siswa yang sudah terlanjur terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba, pendekatan rehabilitasi dan pemulihan harus segera diambil. Sekolah dapat bekerja sama dengan lembaga rehabilitasi untuk memberikan dukungan maksimal dalam mengembalikan siswa ke jalur yang benar.

Dengan langkah-langkah konkret ini, kita dapat membangun lingkungan sekolah yang aman, mendukung, dan proaktif dalam melawan ancaman narkoba. 

Langkah preventif ini bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi merupakan kerja sama bersama antara guru, orangtua, siswa, dan pihak berwenang demi menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi muda.

Membangun Masa Depan Anak Bangsa Indonesia Tanpa Narkoba

Sejauh ini, kita telah mengupas tuntas mengenai ancaman narkoba di lingkungan sekolah dan upaya bersama yang dapat kita lakukan untuk melawannya. 

Polda Jawa Timur telah memberikan peringatan yang serius, dan kini tanggung jawab kita untuk mengubah peringatan itu menjadi tindakan nyata.

Pentingnya kolaborasi antara guru, orangtua, siswa, dan pihak berwenang dalam mencegah penyalahgunaan narkoba menjadi tema sentral dalam perbincangan ini. Kita telah melihat betapa vitalnya peran masing-masing pihak dalam membangun pertahanan dan kesadaran di lingkungan sekolah.

Langkah-langkah preventif yang telah diuraikan, dari sosialisasi intensif hingga rehabilitasi, adalah fondasi menuju lingkungan sekolah yang bebas narkoba. Namun, kunci kesuksesan terletak pada implementasi dan komitmen bersama.

Kita tidak hanya melawan narkoba sebagai ancaman fisik, tetapi juga merangkul pendekatan holistik dalam membimbing dan melindungi generasi penerus kita. 

Dengan memahami peran kita masing-masing dan dengan tekad yang bulat, kita dapat membentuk masa depan tanpa narkoba, di mana setiap anak dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman dan mendukung.

Mari kita berkomitmen untuk terus berkolaborasi, berkomunikasi, dan bertindak. Dengan demikian, kita tidak hanya melindungi sekolah sebagai institusi, tetapi juga melindungi impian dan potensi setiap siswa yang berjalan di lorong-lorong sekolah kita. 

Satu langkah kecil dapat menjadi tonggak awal perubahan besar. Bersama, mari kita bangun masa depan tanpa narkoba, sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun