Mohon tunggu...
Zadit Edusiar Devapenseo
Zadit Edusiar Devapenseo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Self - Business Development • SEO Content - Copy Writer

Seorang pembaca dan penulis yang menempuh kuliah S1 fakultas pendidikan matematika di tahun 2022, menggali passion melalui blogging dan digital marketing serta kegiatannya seperti kontes, lomba dan pelatihan sejak 2015, pengalaman sebagai operator dan penyiar radio pada 2019-2020, kontributor di beberapa media online, dan berprofesi sebagai Admin di Sebuah Yayasan Pendidikan sejak 2021.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kampanye di Kampus: Menuju Pendidikan Politik yang Kritis dan Beradab

13 Desember 2023   10:57 Diperbarui: 13 Desember 2023   11:09 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kampanye di kampus. Desain: IDENTITAS/Mukram

Pernyataan Julijanto yang menyebut kampanye di kampus sebagai bentuk pendidikan politik yang berhasil patut dipertanyakan. 

Secara normatif, kampanye di kampus melanggar undang-undang yang menetapkan kampus sebagai tempat netral tanpa kegiatan politik praktis. 

Meski telah ada perubahan aturan, perlu diperhatikan bahwa kampanye di kampus tetap memerlukan izin lembaga pendidikan.

Otoritas intelektual dan otonomi kampus, sebagaimana disebutkan Julijanto, memunculkan pertanyaan tentang kemandirian kampus dalam mengelola aktivitas politik. 

Apakah kampus benar-benar mampu mempertahankan netralitasnya, ataukah kampanye di kampus dapat menjadi sarana manipulasi politik?

Kritik terhadap kampanye di kampus bukanlah semata-mata mengenai aspek hukum, tetapi juga menyangkut esensi pendidikan politik. 

Konsep kampanye di kampus seharusnya tidak hanya berkutat pada literasi politik dan pemahaman hak dan kewajiban kewarganegaraan. 

Melainkan, hal tersebut seharusnya menggali kritisisme mahasiswa terhadap gagasan dan konsep politik yang diusung oleh partai politik.

Pentingnya Kritisisme dan Dialog

Kampanye di kampus dapat menjadi sarana pembelajaran politik yang memberikan literasi politik yang baik kepada masyarakat. 

Namun, yang lebih penting adalah kemampuan mahasiswa untuk mengkritisi dan mendialogkan gagasan politik yang dihadirkan oleh partai politik. 

Kampus seharusnya menjadi wadah bagi pertukaran ide dan pemahaman yang mendalam, bukan hanya sebagai panggung untuk menarik simpati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun