Mohon tunggu...
Zacky Zaniar Oktaviana
Zacky Zaniar Oktaviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - College Student, INFJ, Bookworm

Embrace Loneliness and reinvent yourself in process

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Berdamai dengan Hidup Tanpa Berpikir Berlebihan

24 Juni 2022   15:46 Diperbarui: 24 Juni 2022   16:22 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diberikan umur yang panjang Dokter Tsuneko berbagi pengalaman hidupnya, setiap masalah yang dihadapinya beliau ceritakan dan mengajari kita bagaimana cara mengompromikan perasaan dengan kenyataan

 "Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan" Buku ini ditulis oleh Tsuneko Nakamura dan Hiromi Okuda, menceritakan pengalaman semasa hidup Dokter Tsuneko sebagai seorang Psikiater, lika - liku kehidupan yang beliau alami tanpa direncana, mengalir, dan memang seperti itulah kehidupan, cara pandang beliau dalam melihat setiap masalah dan mengompromikan perasaan dengan kenyataan menjadi hal menarik dalam buku ini.

 Awal kenal dengan buku ini, secara tak sengaja saya melihat blog yang membahas buku ini, sekilas membacanya mulai tertarik dan merasa sepertinya buku ini cocok untuk saya yang overthinking (he he) atau mungkin kalian juga sama, dan memang buku ini sangat menarik, cara Dokter Tsuneko dalam menghadapi masalah di setiap kehidupannya tidak diambil pusing sambil terus dihadapi dan dijalani. 

 Belajar tentang kehidupan memang tidak ada habisnya, selama kita masih bisa bernafas kehidupan akan terus mengalir, masalah yang silih berganti mewarnai kehidupan masing - masing, susah senang kita rasakan, dan seringkali kita bertanya apa yang sudah kulakukan dalam hidup ini, apakah aku merasa bahagia pada kehidupanku saat ini ?

 Kehidupan memang sulit untuk kita tebak, entah apa yang telah kita rencanakan sering kali tak berjalan dengan baik, kita juga tidak berhak beranggapan hidupku lebih susah dengan membandingkan dengan kehidupan orang lain, perlu diingat bahwa manusia tetaplah manusia, dan masing - masing menjalani kehidupan yang berbeda sejak awal sampai akhir.

 Memikirkan dan menyadari akan berbagai hal memanglah sangat asik, apalagi disaat kita memiliki waktu luang dan tak ada kegiatan, menjadikan kita overthinking dan tak menyelesaikan masalah, untuk itu cobalah mengerjakan banyak hal untuk membereskan apa yang hari itu di depan mata, dan secara perlahan kekhawatiran itu perlahan - lahan menghilang.

Asal masih bisa makan, tidur, dan melanjutkan hidup, sebagian besar persoalan akan bisa diatasi.

 Lalu apa sebenarnya rasa kebahagiaan itu sendiri, apakah bahagia merupakan tujuan dari kehidupan kita, Dalam bab 2 buku ini dituliskan bahwa akan lebih bahagia jika tidak berpikir "harus bahagia". Letakkan beban yang berlebihan. Fokus pada apa yang saat ini harus dihargai dan bertindaklah pelan - pelan.

Pada dasarnya, bahagia adalah perasaan yang sangat tidak stabil dan tidak bisa dijadikan pegangan. Kebahagiaan jarang bisa terus berlanjut untuk jangka waktu panjang. Jangan berpikir berlebihan, bergembiralah dan nikmati ketika mendapatkan hal yang menyenangkan. Kalau ada hal yang harus dikerjakan, lakukan saja dengan ringan. Bukankah hidup adalah perulangan dari hal itu ?

 Jikalau disimpulkan, Hidup yang kita hadapi saat ini merupakan suatu anugerah yang perlu kita syukuri, bukankah kita hidup cuma sekali, perlu kita nikmati, apa yang terjadi hari ini walaupun tidak sesempurna yang kita pikirkan perlu kita jalani pelan - pelan dan lakukan dengan ringan jangan dianggap sebagai beban.

 Jalani dengan ringan memang tak semudah berkata, jikalau hidupmu dirasa sulit mungkin kalimat sederhana ini bisa sedikit menghiburmu "Aku juga mengalami masa - masa sulit, tapi rupanya kau juga, ya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun