Mohon tunggu...
zacky marselino bampe
zacky marselino bampe Mohon Tunggu... Freelancer - PWK UNEJ

PWK'19 UNEJ (191910501070)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perencanaan Industri Bawang Goreng Dari Awal Hingga Distribusi Produk

12 April 2021   20:17 Diperbarui: 12 April 2021   20:23 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Setelah kemarin membahas mengenai kajian teori weber terhadap industri bawang di kota palu, kali ini saya akan membahas mengenai proses perencanaan industry bawang goreng dari awal hingga ke konsumen atau masyarakat. Seperti yang kita ketahui, industri adalah proses produksi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan baku menjadi barang jadi. Sedangkan industri pertanian adalah industri yang menghasilkan barang yang mendukung sektor pertanian. Pada kegiatan industri pengolahan pastinya terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui mulai dari bahan baku tiba di lokasi industri hingga bahan baku sudah di olah menjadi barang atau makanan yang dapat dikonsumsi kemudian di salurkan ke konsumen atau masyarakat.

Pada tulisan kali ini saya akan membahas mengenai salah satu industry pengolahan bawang goreng yang berada di provinsi Sulawesi tengah lebih tepatnya di kota palu. Provinsi Sulawesi tengah merupakan daerah yang masih mengandalkan sektor pertanian. Masyarakat Sulawesi tengah kebanyakan memanfaatkan produk hasil pertanian untuk diolah menjadi produk hasil pertanian untuk diolah menjadi produk baru yang bisa dikonsumsi dan dipasarkan pada masyarakat.

Komoditas bawang merupakan salah satu hasil pertanian yag diolah menjadi bawang goreng dan bisa dikonsumsi dan dipasarkan ke masyarakat. Banyak pelaku industry kecil yang memanfaatkan bawang merah yang diolah menjadi bawang goreng kemudian di jual di pasaran. Produk bawang goreng merupakan salah satu pelengkap atau penyedap hampir pada semua makanan. Kondisi ini dimanfaatkan beberapa orang untuk dijadikan ladang usaha seperti salah satu industry pengolahan di kota palu yaitu CV. Duta Agro Lestari Palu yang merupakan salah satu industry pengolahan bawang goreng terbesar di provinsi Sulawesi Tengah. Industri ini sudah berdiri sejak tahun 1994.

Pada perusahaan ini memiliki struktur organisasi yang menunjukan wewenang dari atas ke bawah dan tanggung jawab dari bawah ke atas. Hal tersebut berarti dalam organisasi karyawan memiliki satu atasan saja. Struktur organisasi terdiri dari manager yang mengemban tugas sebagai pimpinan utama, bendahara, bagian administrasi, bagian produksi, serta bagian penjualan dan promosi. Tugas seorang manager sudah jelas yaitu bertanggung jawab atas Tindakan anggota atau karyawan atas nama perusahaan terhadap pihak luar. Administrasi dan keuangan memiliki tanggung jawab pada bidang keuangan perusahaan sepenuhnya. Bagian penjualan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kewajiban penjualan perusahaan. Kemudian bagian produksi bertanggung jawab atas kualitas produksi yang dihasilkan yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan, ini merupakan bagian yang cukup krusial karena mutu dan kualitas dari produk yang dihasilkan bergantung pada bagian ini. Serta yang terakhir karyawan melaksanakan tugas sehari-hari pada pekerjaanya masing- masing.

Tahap awal sebelum produksi, pada tahap ini mungkin merupakan tahap pencarian bahan baku. Untuk bahan baku utama yang digunakan oleh CV. Duta Agro Lestari yaitu bawang merah yang banyak terdapat di daerah kota palu dan kabupaten donggala, jenis prosuksi yang khas dari daerah setempat yaitu dinamakan sumenep. Yang mana memiliki keunggulan seperti bentuk yang lebih besar dan berwarna agak keputihan. Jika diiris dan digpreng hasil dari bawang merah sumenep akan mengandung sedikit air.

Selanjutnya pada proses produksi terbagi pada tiga tahapan. Yang mana pada tahap 1 terdapat tahapan pengupasan setelah dikupas bawang di bersihkan atau dicuci, setelah dilakukan penyucian bawang tersebut dilakukan pengeringan pertama (penirisan air). Selanjutnya pada tahap 2 terdapat tahap penggorengan, setelah digoreng dilakukan pengadukan, kemudian pengeringan kedua serta pemotongan. Tahap ketiga yaitu pengeringan ketiga serta pengemasan setelah itu bawang goreng sudah siap untuk di pasarkan.

Setelah di produksi produk bawang goreng ini sudah siap untuk di pasarkan. Terdapat dua saluran pemasaran yang pertama produsen langsung ke konsumen yang mana proses pemasaran ini disebut pemasaran langsung. Kemudian pada saluran pemasaran kedua terdapat saluran produsen ke pedagang pengecer kemudian ke konsumen, pemasaran ini disebut dengan pemasaran tidak langsung atau melalui perantara.

Sekian, terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun