Dalam rangka kegiatan pengabdian kepada masyarakat, para mahasiswa KKN R5 Sub-kelompok 5 Untag Surabaya 2025 berupaya memperkenalkan inovasi Metode Penguningan Pisang Cavendish Menggunakan Ragi Tape. Program KKN ini dilaksanakan di Desa Kalikatir, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto.
Desa ini terkenal akan potensi buah pisang Cavendish. Namun, desa ini memiliki masalah terhadap pematangan buah pisang cavendish yang dimana pisang cavendish yang dihasilkan tidak bewarna kuning perkebunan. Mengingat tantangan ini, kami memilih untuk berinovasi dengan menggunakan menggunakan ragi tape yang ramah lingkungan, ekonomis, dan berkelanjutan. Pisang Cavendish mempunyai cita rasa buah yang manis serta sedikit asam dan mempunyai daging buah yang berwarna putih kekuningan.
Di tengah era globalisasi yang begitu signifikan, sangat penting bagi masyarakat desa untuk menemukan metode-metode inovatif dalam menggunakan sumber daya alam lokal guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.Salah satu contoh inspiratif dapat ditemukan di Desa Kalikatir, di mana mahasiswa yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya telah meluncurkan program berupa metode penguningan pisang Cavendish menggunakan ragi tape.Program ini tidak hanya menunjukkan kepedulian mahasiswa terhadap pengembangan masyarakat, tetapi juga menyadarkan kita mengurangi kebutuhan bahan kimia berbahaya seperti gas etilena dan juga mendukung keberlanjutan lingkungan hidup.
Program metode penguningan pisang Cavendish mempunyai dua manfaat utama bagi masyarakat dan lingkungan. Untuk manfaat bagi masyarakat, program ini dapat mempercepat proses pematangan dengan menghasilkan enzim yang mengubah pati menjadi gula, sehingga meningkatkan rasa, tekstur, dan warna buah pisang, sehingga dapat lebih disukai oleh konsumen dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Sedangkan manfaat bagi lingkungan, yaitu Ragi tape mengandung mikroorganisme seperti Rhizopus, Aspergillus, dan Saccharomyces yang dapat mempercepat proses fermentasi. Ini berarti bahwa waktu pematangan pisang dapat diminimalkan tanpa memerlukan bantuan kimia tambahan, seperti Ethrel.
Pada pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN ini juga berguna sebagai metode inovasi yang efektif. Para petani yang mengikuti pelatihan dan pendampingan tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru tentang metode penguningan pisang Cavendish menggunakan ragi tetapi juga keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempunyai keterampilan ini, dapat memberikan penduduk desa kesempatan untuk menjadi mandiri secara ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H