Mohon tunggu...
Zacknov 林峰
Zacknov 林峰 Mohon Tunggu... pegawai negeri -

http://zacknov.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Buka Puasa dan Tarawih Ala Orang Arab

13 Agustus 2011   09:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:50 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selesai shalat terawih di Mesjid Jiangwan Shanghai China,salah seorang imam bertanya kepada saya "Tahun lalu rame orang asing shalat disini, sekarang kemana ya?  Sedikit sekali orang asing". Mendengar pertanyaan imam tersebut dengan bahasa cina terbata-bata saya coba menjawab, " Ooo..gak shalat disini, karena mereka  pulang ke negara mereka masing-masing karena sekarang waktu liburan kuliah dan ada juga sebagian disini, mereka mendirikan jamaah terawih di asrama mereka sendiri". Dengan senyum imanpun mengangguk tanda mengerti. Ramadhan yang lalu, cukup ramai mahasiswa luar negeri shalat tarawih dimesjid,terutama mahasiswa dari negara-negara Arab. Biasa mereka setelah buka puasa dan shalat magrib berjamaah diasrama, rame-rame dengan sepeda berangkat ke mesjid untuk shalat terawih. Tapi kali ini sedikit sekali,bahkan yang bersepeda rame-reme sebelumnya tidak tampak satupun. Beberapa hari yang lalu sempat bertemu dengan orang-orang arab dan mereka menanyakan dimana saya buka puasa dan sahur. Terus mereka mengatakan bahwa mereka di asrama gedung 4 setiap hari ada buka puasa dan tarawih bersama,kalau ada waktu silahkan datang. Bahkan kalau bisa, silahkan datang setiap hari disana rame orang-orang muslim dari negara-negara lain. Disini ada banyak gedung bertingkat sampai 15 lantai, kebetulan gedung 4 adalah gedung untuk mahasiswa luar cina. Hari-hari berikutnya juga berjumpa dengan muslim dari Sudan, mereka sama juga menanyakan hal yang sama dengan orang-orang arab. Melihat antusiasnya mereka mengundang, saya memastikan akan hadir berbuka puasa dan shalat terawih bersama mereka. Sore sekitar 15 menit sebelum berbuka, saya sudah hadir ditempat mereka,gedung 4 lantai 14. Ketika saya masuk rupanya mereka orang-orang arab lagi sibuk mempersiapkan makanan berbuka dan ada sebagian yang lagi duduk-duduk berbicara, kebanyakan mereka saya kenal. Ruangan yang digunakan adalah kamar yang isinya dikosongkan, ukuran 5 x 4 meter,dibentangkan ambal dilantai. Yang hadirpun tidak saja orang-orang arab,  ada juga orang Pakistan, Afrika,Sudan,Maroko dan negara-negara lain. Biarpun dari berbeda negara mereka menggunakan bahasa Arab berbicara sesamanya, sesekali bahasa inggris dan bahasa cina. Waktu  berbuka tiba, masing-masing orang dibagikan kurma dan air minum untuk berbuka. Tidak berapa lama salah satu dari mereka mengumandangkan azan,lalu kami shalat magrib berjamaah.  Setelah shalat selesai dilanjutkan makan. Kami duduk melingkar  dengan ditengah-tengah  makanan dan minuman. Makanan yang dihidangkan adalah roti-roti yang panjangnya hampir satu meter,daging ayam,tomat dipotong kecil yang dicampur dengan timun,sambal,kuah merah isi daging kecil-kecil,pizza dan lain-lain. Sedangkan minuman, ada Pepsi,Coca-cola,Sprite dan Malinda. Terus cara makannya menggunakan tangan dengan roti dipotong-potong kemudian dicelupin ke daging ayam atau sambal yang ada ditengah-tengah dihadapan kita.  Ada juga yang tidak pakek roti, seperti makan pizza langsung di ambil dengan tangan. Sebenarnya mereka ada sediakan sendok, tapi diantara mereka sedikit yang menggunakan, lebih senang menggunakan tangan untuk makan. Ini memang ala orang Arab makan,menggunakan tangan dengan makanan diletakan ditengah-tengah lingkaran. Keakraban nampak diantara mereka,sambil makan mereka terus berbicara sambilan memastikan semua makanan bisa di cicipi oleh semua yang hadir. Tidak sungkan-sungkan mereka memindahkan makanan yang agak jauh dari jangkauan kita dibarengi dengan senyum dan mengatakan makan lebih banyak lagi walau kita sudah kenyang. Setelah makan, mereka membersihkan tempat untuk siap-siap melaksanakan shalat tarawih. Sambilan menunggu waktu isya tiba,beberapa dari mereka membersihkan piring,panci dan alat-alat yang digunakan untuk memasak. Ketika waktu shalat isya tiba,azan dikumandangkan dan kami shalat Isya. Setelah shalat Isya, saya mencoba mengabadikan situasi tersebut, dengan memotret dengan kamera yang saya bawa. Lagi memotret tersebut, salah satu dari mereka berjenggot lebat dan bepakaian kurung putih tidak memperkenankan. Dia mengatakan bahwa memotret tersebut haram dan harus di hapus. Saya sempat terkejut juga mendengar pernyataan tersebut,karena yang menyampaikan itu kebetulan imam shalat.  Karena saya orang baru di situ dan merasa tidak enak lalu matikan kamera. Saya berpikir seperti kata pepatah kita "Dimana bumi di pijak di situ langit di junjung". Lagi saya mematikan kamera, diantara mereka langsung bertanya kepada iman tersebut tentang pernyataan dasar hukum Haram memotret dengan kamera. Sehingga sempat terjadi diskusi alot selama lebih 15 menit lebih antara mereka. Diskusi tersebut mereka menggunakan bahasa Arab, sehingga saya tidak mengerti dasar-dasar hukum dan argumen yang mereka bicarakan. Ketika lagi berdiskusi alot, salah satu diantara mereka mengatakan untuk segera melaksanakan shalat tarawih dan untuk diskusi tentang Haram atau tidak memotret bisa dilanjutkan nanti. Imam dan makmum pun berdiri melaksanakan shalat tarawih. Ketika shalat mau dimulai, imam dan satu makmum mengambil Qur'an kecil. Saya tidak begitu perhatian tentang hal tersebut, namum ketika shalat sudah mulai setelah membaca Al-Fathihah, imam membaca Al-Quran yang dipegang dengan tangan kanan. Demikian juga dengan salah satu makmum yang sebelumnya mengambil Al-Quran tadi, menyimak bacaan imam dengan Al-Quran dipegang dengan tangan kanan. Setelah itu AL-Quran dimasukkan ke kantong, begitu juga untuk rakaat kedua sampai selesai tarawih. Disini memang agak berbeda, biasa kita lihat, imam tidak memegang Al-Qura'an untuk membaca ayat setelah Al-Fatihah karena ayat yang akan dibaca sudah dihafal. Setelah shalat tarawih 8 rakaat, mereka langsung beristirahat. Saya sempat bertanya salah satu makmum  "Apakah shalat tarawih sudah selesai?",mereka menjawab "Iya, sudah selesai". Sambilan istirahat tersebut saya bertanya kepada imam tentang hukum memotret sekalian memperlihatkan kepada imam tentang foto yang mesti saya hapus. Pertanyaan saya itu langsung menjadi diskusi diantara mereka hampir 1 jam lebih, bahkan sampai imam menampakkan referensinya yang sudah disimpan di komputernya,video rekaman diskusi dalam bahasa arab . Sambilan diskusi tersebut imam shalat menyungguhi kami teh dan kopi. Bahkan, terakhir mau pulang diantar saya dan beberapa orang lain sampai ke lantai bawah sambil bercengkrama dengan penuh keakraban.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun