Mohon tunggu...
Zabrina Izza Balyuni
Zabrina Izza Balyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student at Airlangga University

studying Nanotechnology

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Pertanian Indonesia melalui Inovasi Nanoteknologi : SiO2 untuk Peningkatan Produktivitas dan Keberlanjutan

17 Desember 2023   23:32 Diperbarui: 18 Desember 2023   00:04 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati untuk menghasilkan bahan baku industri dan pangan, sumber energi, yang dilakukan oleh manusia salah satunya yaitu pertanian. Indonesia sebagai negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian. pertanian menjadi salah satu sektor utama dalam pendapatan masyarakat indonesia yang bekerja sebagai petani namun, produktivitas pertanian masih jauh dari harapan. sumber daya manusia yang masih rendah dalam pengolahan menjadi salah satu faktor kurangnya produktivitas pertanian. Pengembangan pertanian dalam konteks teknologi merujuk pada penerapan inovasi dan perkembangan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan dalam sektor pertanian. Berbagai teknologi digunakan untuk mengoptimalkan berbagai aspek pertanian, mulai dari produksi tanaman hingga manajemen sumber daya.

Nanoteknologi adalah cabang ilmu yang berkaitan dengan manipulasi dan pengendalian materi pada tingkat nanometer, yang sangat kecil. Penerapan nanoteknologi dalam pertanian, atau dikenal sebagai nanoteknologi pertanian atau nano-agrikultur, memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi produksi, kualitas hasil pertanian, dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. 

Penggunaan SiO2 (silikon dioksida) dalam agrikultur menawarkan sejumlah manfaat yang signifikan. Silika dapat memperkuat struktur tanaman, meningkatkan ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit dengan membentuk lapisan pelindung pada daun, serta membantu dalam pengaturan air dan penyerapan nutrisi. Selain itu, aplikasi SiO2 dapat memainkan peran penting dalam pemulihan tanah yang terdegradasi, mengendalikan erosi, dan meningkatkan kualitas buah serta hasil pertanian secara keseluruhan. Di dalam pertanian hidroponik, silika juga dapat berkontribusi pada kesehatan dan kekuatan sistem akar tanaman. Dengan meningkatkan fotosintesis, SiO2 dapat memberikan dampak positif pada produksi karbohidrat dan hasil pertanian secara keseluruhan, menjadikannya sebagai komponen berpotensi dalam upaya meningkatkan keberlanjutan dan produktivitas dalam sektor pertanian.

Silika dapat mendukung pertumbuhan tanaman sehat dan menghindarkan dari serangan penyakit dan mampu memperkuat jaringan tanaman. Ketahanan mekanis terbentuk melalui pengendapan silika di lapisan luar sel, yang menyebabkan kekakuan dan penebalan dinding sel. Proses ini terkait dengan akumulasi dan polimerisasi silika dalam sel, membentuk penghalang fisik dengan mengerasnya dinding sel. Penghalang ini efektif dalam mencegah serangan hama dan penyakit.

Pada hasil penelitian menunjukan bahwa penghunaan pupuk nano silika dapat memproduksi lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak menggunakan pupuk nanosilika.

Satu dari parameter yang dapat digunakan untuk mengukur faktor pertumbuhan tanaman adalah tingkat klorofil. Menilai karakter fisiologis seperti konsentrasi klorofil merupakan metode yang relevan dalam mengevaluasi pertumbuhan dan hasil produksi karena parameter ini memiliki korelasi yang kuat dengan tingkat fotosintesis.

Dalam rangka memanfaatkan sumber daya hayati untuk keperluan industri, pangan, dan energi, pertanian menjadi pilar utama bagi Indonesia sebagai negara agraris. Meskipun demikian, produktivitas pertanian masih jauh dari harapan, dan salah satu faktor utama adalah rendahnya sumber daya manusia dalam pengelolaannya. Pengembangan pertanian melalui penerapan teknologi, seperti nanoteknologi dan penggunaan SiO2, menjanjikan peningkatan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan. Nanoteknologi dapat memberikan kontribusi signifikan dengan meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas hasil pertanian, sementara penggunaan SiO2 dapat memperkuat struktur tanaman, mengatur ketersediaan air, dan melindungi tanaman dari hama dan penyakit. Dengan memanfaatkan inovasi teknologi ini, pertanian Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga keberlanjutan sumber daya hayati serta lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Noormansyah, Z., Djuliansah, D., Cahrial, E., & Amilin, A. (2022). PENERAPAN TEKNOLOGI NANO BIO FERTILIZER PADA USAHATANI DI LAHAN DARAT DALAM RANGKA PENINGKATAN KEANEKARAGAMAN PANGAN LOKAL DAN KESEJAHTERAAN PETANI TALAS BENENG. Jurnal Pengabdian Siliwangi, 8(2).

Radian, R., Ichwan, B., & Hayat, I. (2022). Nanotechnology for dryland agriculture water saving: Biodegradable hydrogel application in sweet corn (Zea mays saccharate Sturt) productio. Emirates Journal of Food and Agriculture.

Yanuar, F., & Widawati, M. (2014). Pemanfaatan Nanoteknologi Dalam Pengembangan Pupuk dan Pestisida Organik. Jurnal Litbang Kesehatan, 21, 1-10.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun