Mohon tunggu...
zabita nissaa
zabita nissaa Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

saya suka berolahraga dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ketegangan Melanda Warga Gondanglegi Malang karena Penemuan Mayat Pria yang Terapung di Anak Sungai Brantas

26 Juli 2024   15:08 Diperbarui: 26 Juli 2024   15:08 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sejumlah penduduk di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, dihebohkan oleh penemuan mayat seorang pria yang ditemukan mengapung di Anak Sungai Brantas (Dam Swerek), tepatnya di Jalan Dr. Wahidin RT 21 RW 03, Desa Gondanglegi Kulon, pada hari Minggu, 21 Juli 2024. Petugas Reskrim Polsek Gondanglegi dan Tim Inafis Polres Malang segera merespons setelah menerima laporan dari warga sekitar pukul 11.45 WIB.

Informasi ini disampaikan oleh Kapolsek Gondanglegi, Kompol Nyoto Gelar, ketika memberikan konfirmasi kepada media.

"Pertama kali kami menerima laporan dari masyarakat tentang penemuan mayat yang mengapung di sungai depan KORAMIL Gondanglegi. Sejak itu, petugas Reskrim Polsek Gondanglegi dan Tim Inafis Polres Malang langsung bergegas ke lokasi untuk melakukan penyelidikan awal," jelasnya.

Kapolsek Gondanglegi, Kompol Nyoto Gelar, mengonfirmasi kehadiran awak media bahwa korban, yang masih mengenakan kaos, teridentifikasi sebagai Tariono (45 tahun), penduduk Dusun Krajan RT 011 RW 03, Desa Putat Kidul, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. 

Menurut keterangan dari anak korban, Nurhayati, pada hari Sabtu, 20 Juli 2024, sekitar pukul 09.00 WIB, Nurhayati membawa ayahnya, Tariono, ke bidan desa karena merasa lemah.

"Ketika diperiksa, tekanan darah Tariono sangat tinggi. Nurhayati kemudian mengantarkan ayahnya kembali ke rumah," paparnya.

Pada hari Minggu, 21 Juli 2024, sekitar pukul 08.00 WIB, Nyoto melanjutkan, Nurhayati berniat mengirim makanan dan obat ke rumah ayahnya. Namun saat tiba di rumah, ia mendapati rumah kosong dan ayahnya tidak ada di tempat.

"Tiba-tiba sekitar pukul 13.00 WIB, Nurhayati mendapat kabar dari pamong desa bernama Zainal Fanani bahwa telah ditemukan jenazah seorang pria yang mengapung di sungai, yang ternyata adalah ayah dari Nurhayati," ujarnya.

Keluarga korban telah menyampaikan permintaan untuk tidak dilakukan autopsi atas jenazah Tariono, dengan membuat pernyataan bahwa kematian ini merupakan musibah dan tidak akan menuntut secara hukum siapapun. 

Jenazah telah dievakuasi ke kamar jenazah RSUD Kepanjen Malang dan visum akan dilakukan setelah koordinasi dengan keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun