Di satu daerah, ada anak perempuan seorang Kepala Dinas menang kontestasi Pileg 2024. Lalu dilantik jadi anggota DPRD Kabupaten.
Anak dan bapak yang masih tinggal satu rumah itu tentu senang. Kini, keduanya sama-sama bisa mengabdikan diri buat masyarakat.
Alhasil, pimpinan partai menempatkan si anak di Komisi yang merupakan mitra kerja Dinas dimana si bapak menjadi kepala.
Artinya, saat rapat gabungan legislatif dan eksekutif, dipastikan anak dan bapak akan bertemu di satu forum.
Suatu ketika berlangsung rapat pembahasan APBD. Rapat berjalan sengit dan alot.
Si anak yang tak mau reputasinya turun sebagai wakil rakyat bersikap profesional. Meski yang dihadapi bapak, pertanyaan yang di ajukan pada Kepala Dinas tetap tajam.
Si bapak tak mau kalah. Khawatir di lengeserkan oleh Bupati karena dianggap gagal menggolkan rencana program anggulan, Si Bapak meladeni pertanyaan tajam si anak.
Adu argumen antara anak vs bapak mewarnai rapat. Bahkan berkepanjangan tak putus-putus.
Akhirnya, karena waktu sudah tidak memungkinkan, pimpinan komisi menunda sidang esok hari. Semua sepakat.
Aneh bin ajaib. Saat berlangsung rapat lanjutan hari kedua, si anak bungkam seribu bahasa. Tak lagi garang macam kemarin. Mendadak si anak tak bersuara sedikitpun.