Fokus pada satu pekerjaan atau kegiatan ternyata sangat penting. Bahkan menjadi kunci sukses. Hingga muncul pepatah, "Busur dan anak panah adalah perpanjangan jiwa dan raga seseorang".
Dengan fokus, seseorang bisa lebih mudah mencapai tujuan. Sesulit apapun tantangan yang tengah di hadapi. Mengapa, karena fokus dapat menciptakan konsentrasi yang kuat. Fokus juga membuat semangat jadi lebih besar.
Dari saking pentingnya, bahkan soal kebiasaan makan pun dikaitkan dengan fokus. Namanya Mindful Eating. Yaitu "keterlibatan kesadaran penuh saat makan" (Topik Pilihan Kompasiana, 3/2/2024). Bagi saya, Mindful Eating serupa fokus pada makanan.
Kalau dicermati sepintas, soal kebiasaan makan rasa-rasanya tak perlulah hingga sejauh itu. Sampai-sampai melibatkan kerja otak dan pikiran. Semata agar bisa konsentrasi saat mulut sedang mengunyah.
Tujuannya, tentu demi kebaikan. Untuk soal mengunyah makanan, kebaikan dimaksud terutama dari segi kesehatan. Kompas.com edisi 9/08/2010 pernah melaporkan, bahwa 90 persen penyakit disebabkan oleh pola makan yang salah.
Menurut saya, pola yang salah bukan hanya mengarah terhadap jenis makanan. Melainkan juga pada perilaku saat mulut mengunyah. Baik perilaku berupa gerak tubuh atau fisik. Maupun juga kondisi alam berpikir atau konsentrasi.
Lebih jauh, saya sarikan dari sumber yang sama, secara medis sistem pencernaan dan otak hakikatnya memiliki hubungan special. Terlebih, usus di tubuh juga dianggap sebagai "otak kedua".
Dan ini yang penting, lebih dari 60 persen sistem imunitas yang ada pada diri manusia terpusat di area pencernaan. Intinya, dalam keadaan seperti apa jenis makanan yang masuk ke perut, amat berpengaruh terhadap kondisi tubuh manusia.
Makanya tak salah, jika dalam kehidupan sehari-hari sering kita temukan semacam doktrin yang ada hubungan dengan makanan. Ini muncul, semata agar kita lebih fokus saat mulut sedang mengunyah. Sehingga kualitas makanan layak dicerna oleh usus.
Lalu apa saja doktrin yang dimaksud..? Saya menemukannya dalam tiga versi. Yaitu yang bersumber dari adat kebiasaan ditempat saya, anjuran yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan ketentuan yang termaktub dalam kitab Taklimul Muta'alim.