Pindahnya PKB mendukung Anies Baswedan bersama Nasdem dan PKS, serta hengkangnya Demokrat dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan/KPP lalu masuk ke Gerindra mengusung Prabowo Subianto, mengakibatkan perubahan peta kandidat ketiga poros.
Kandidat dimaksud adalah soal bakal cawapres. Sudah kita pahami bersama, bahwa setelah deklarasi capres Anies Baswedan, lalu Prabowo Subianto dan terakhir Ganjar Pranowo, wacana tentang bakal cawapres jadi tranding.
Dulu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menguat akan jadi pendamping Prabowo yang diusung oleh Gerindra. Namun pasca kedatangan Golkar dan PAN, Cak Imin “sadar diri”.
Lalu langsung balik kanan merapat ke Nasdem. Yang mengakibatkan terpentalnya nama Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY dari bursa cawapres Anies Baswedan, untuk kemudian digantikan oleh Cak Imin.
PKB memang keluar dari Gerindra. Tapi masuknya Golkar dan PAN secara elektoral mampu menutupi kekurangan syarat presidential threshold. Terlebih lalu ketambahan PBB, Partai Gelora, PSI, Prima dan teranyar Demokrat.
Namun tambahan teman itu bukan berarti tidak menimbulkan masalah bagi Gerindra dan Prabowo. Justru karena itulah lalu muncul persoalan baru yang harus segera dicarikan jalan keluar.
Keyakinan saya, Gerindra pasti sibuk menata banyaknya aspirasi soal kandidat pendamping capres Prabowo Subianto. Golkar, PAN, PBB, Partai Gelora, PSI, Prima dan Demokrat tentu ingin menyodorkan nama.
Walaupun tentu saja tingkat kengototan diantara ketujuh partai itu tidaklah sama. Perkiraan saya, yang ngotot bisa jadi Golkar bawa nama Airlangga Hartarto. Dan PAN ingin Erick Thohir.
Berikutnya, PBB kasih nama Yusril Ihya Mahendra. Sementara Partai Gelora, PSI dan Demokrat saya kira bersikap untung-untungan. Dikasih jatah cawapres syukur. Tidak juga bukan masalah. Yang penting nanti punya menteri.
Banyaknya masukan soal nama cawapres itulah yang kemudian membuat Capres Prabowo Subianto bingung. Hendak pilih nama siapa diantara aspirasi ketujuh partai..? Airlangga Hartarto dari Golkar, Erick Thoihir PAN atau Yusril PBB..?