Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Kaleidoskop Pencapresan Ganjar Pranowo

29 April 2023   09:39 Diperbarui: 29 April 2023   09:55 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capres PDIP Ganjar Pranowo, Sumber Foto Topik Pilihan Kompasiana

Majunya Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDIP bukan tanpa kepentingan. Dalam hal ini, setidaknya ada dua pihak yang patut untuk di teropong. Pertama Presiden Jokowi. Kedua partai-partai politik. Apa kepentingan mereka..? Jokowi ingin program dan rencananya berlanjut. Sementara partai-partai, punya tujuan menggaet vox pop. Dan ini, sangat potensial ada pada diri Ganjar. Akibat tingginya elektabilitas. Konstan selalu di nomor satu lagi.

Demi memuluskan keinginan, Pak Jokowi bahkan terpantau beberapa kali melakukan endorsement terhadap Gubernur Jawa Tengah itu. Dulu yang sempat bikin heboh adalah istilah “Rambut Putih”. Yang pada kenyataannya, memang merupakan ciri khas Ganjar Pranowo. Meskipun ada yang mengarahkan pada capres Gerindra Prabowo Subianto, namun banyak netizen mengganggap sosok Ganjar lebih lekat sebagai si “Rambut Putih”.

Beberapa parpol tak mau kalah. Malah, jauh sebelum PDIP ambil keputusan ikut keinginan rakyat mencapreskan Ganjar, Partai Solidaritas Indonesia/PSI dan Partai Amanat Nasional/PAN sudah ambil sikap lebih dulu. Walau perolehan suaranya saat pileg 2019 sangat kecil jika di banding PDIP, tak urung kenekatan PSI membuat elit PDIP gerah. Dan keberanian PAN cukup membuat pendukung Ganjar lega.

Saya ingat, begitu PSI menyebut nama Ganjar sebagai capres, salah seorang pentolan PDIP Bambang Wuryanto atau beken di panggil Pak Pacul, langsung memberikan sindiran. PSI, kata Pacul, sudah melakukan sikap tak pantas. Karena ibarat “meminang anak orang” tanpa permisi lebih dulu kepada orang tuanya. Dalam hal ini tentu yang dimaksud adalah Megawati sebagai Ketua Umum.

Namun PSI tak gentar. Tetap konsisten hingga sekarang. Meski punya alur berbeda, sikap politik PAN sebelum ini juga patut di apresiasi. Walau sudah tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu bersama Golkar dan PPP, dulu PAN sempat memunculkan isyarat mendukung Ganjar. Yang dipasangkan dengan Erick Thohir. Hingga muncul istilah JARIK, atau Ganjar Erick.

Nampaknya, tindakan PSI dan PAN tersebut amat beda jauh dibanding PDIP. Dulu partai yang menyatakan diri sebagai milik “wong cilik” ini kelihatan gengsi mengusung Ganjar. Dan sebaliknya, banyak orang memperkirakan PDIP ingin memajukan Puan Maharani. Tapi fakta tak mendukung. Elektabilitas Puan sangat berat untuk di naikkan. Meski sudah di “kerek" lewat berbagai cara.

Misal, pemasangan banner dan baliho di seantero Nusantara. Yang berisi tulisan, bahwa Puan adalah Ketua DPR RI dan merupakan cucu proklamator sekaligus presiden pertama RI Ir. Soekarno. Puan juga diberi tugas secara khusus oleh Megawati untuk melakukan konsolidasi. Baik langsung turun kepada rakyat di bawah, maupun melobi para Ketum Partai lain. Namun hasilnya tetap “amsiong”.

Tak berhenti sampai di situ. Demi menurunkan citra Ganjar dan mendorong nama Puan, beberapa pihak di internal PDIP terkesan “memusuhi” Ganjar. Pak Pacul pernah menyatakan, bahwa adagium pihak diluar sikap PDIP sebagai celeng. Kuat dugaan, itu di tujukan kepada para pendukung Ganjar. Trimedya Panjaitan, elit PDIP yang lain bahkan sempat menyimpulkan kalau Ganjar tak punya kinerja baik selama menjadi Gubernur Jateng, dan hanya asik main medsos.

Indikasi menjatuhkan Ganjar yang paling nampak secara kasat mata adalah sikap PDIP yang tidak adil. Selaku kader yang sama-sama potensial bisa maju sebagai capres, ada perlakuan berbeda dibanding Puan. Ketika ada kader yang menyatakan dukungan secara terbuka, Ganjar kena teguran bahkan peringatan. Sementara dalam kasus yang sama terjadi pada Puan, PDIP tak melakukan apa-apa.

Lalu bagaimana rakyat..? Kelihatan kalau para pemilik suara ini sama sekali tak terganggu oleh manuver PDIP dan para elitnya. Mereka tetap setia pada Ganjar. Karenanya, saat HUT ke-50 beberapa waktu lalu, rakyat pendukung Ganjar sangat berharap PDIP segera mengumumkan nama jagoannya. Cuma keinginan mereka meleset. Meski kecewa, tapi masih ada harapan. Karena kata Megawati ketika itu, kandidat dari PDIP akan di ambilkan dari kader sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun