Beberapa hari belakangan ini, nama Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto santer jadi pembicaraan banyak orang. Jadi pembicaraan, baik karena faktor manuver, protes dari tokoh politik maupun mengalirnya tambahan dukungan sebagai capres. Mungkin karena sebab-sebab tersebut, nama Prabowo mengalami peningkatan suara saat di teropong oleh sebuah lembaga survei.
Sebelumnya, figur yang sering mencuat ke permukaan kalau bukan Anies Baswedan ya Ganjar Pranowo. Anies karena faktor dikaitkan dengan politik identitas dan partai-partai pengusung yang tak kunjung "seirama". Sedang Ganjar, akibat "dilepeh" oleh PDIP. Sejalan dengan itu, sosok Prabowo juga kadang disinggung. Cuma kalah intensitas dibanding Anies Ganjar. Mungkin karena eksistensi Prabowo jarang terlihat kontroversi.
Sekarang situasi agak berbeda. Nama Prabowo mendominasi. Utamanya setelah capres Partai gerindra ini melakukan manuver politik cukup menyita perhatian. Yaitu menemui Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Disinyalir untuk kepentingan pilres 2024. Akibatnya, kini muncul wacana pasangan capres-cawapres Prabowo-Khofifah. Menggeser rencana duet Prabowo-Cak Imin.
Curhatan Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais juga turut mengangkat nama Prabowo. Ya benar. Hari Rabu kemarin, bertempat di Asrama Haji Jakarta Timur, Amien Rais menyampaikan keluh kesah. Lebih tepatnya menggugat Prabowo. Disarikan dari Kompas.com tayangan 15 Pebruari 2023, kata Amien komunikasinya diacuhkan dan dicueki selama tiga bulan.
Padahal, figur Prabowo Subianto sebenarnya juga masuk dalam radar sebagai capres potensial yang akan diusung oleh Partai Ummat. Bersanding dengan Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Lebih dari itu, Amien Rais bermaksud mengundang Prabowo untuk hadir pada acara Rakernas Pertama Partai Ummat.
Akibat komunikasi macet, Partai Ummat akhirnya menyisihkan nama Prabowo sebagai capres. Lalu ganti mendeklarasikan Anies Baswedan. Cuma Amien Rais tak lagi bernadzar, atau lebih tepatnya sesumbar seperti ketika pilpres 2014 dulu. Yang akan jalan kaki dari Jogja ke Jakarta kalau Jokowi menang pilpres. Mungkin berkaca pada pengalaman, kali ini Amien Rais hanya menyatakan memberi dukungan pada Anies dan mendoakan Prabowo.
Mendapat gugatan dari Amien Rais, anak buah Prabowo Subianto di Gerindra memberikan pembelaan. Adalah Wakil Ketua Umum Habiburokhman yang melakukannya. Menurut Habiburokhman, Prabowo punya kesibukan yang luar biasa sebagai Menteri Pertahanan. Agendanya selalu penuh sejak hari Senin hingga Sabtu. Bahkan, lanjut Habiburokhman, kader Gerindra sendiri jarang ketemu Prabowo.
Fakta gugatan Amien Rais di atas, ternyata diiringi oleh mengalirnya tambahan suara kepada capres Partai Gerindra itu. Ini terjadi, setelah Jokowi Mania yang disingkat JoMan pimpinan Immanuel Ebenezer, yang sebelumnya sudah menarik diri keluar dari barisan Ganjar Pranowo, secara resmi menyatakan dukungan buat Prabowo Subianto. JoMan-pun lalu berganti nama menjadi Prabowo Mania 08.
Immanuel menjelaskan. Angka 08 dipilih, karena JoMan punya keyakinan Prabowo akan menang pilpres 2024 dan menjadi Presiden Indonesia ke-8 menggantikan Jokowi. Sebelumnya, JoMan merupakan salah satu elemen yang berhasil mewujudkan impian Jokowi menang pilpres dua kali berturut-turut. Setelahnya, JoMan merapat ke Ganjar dan berubah nama menjadi GP Mania. Singkatan dari Ganjar Pranowo Mania.
Ternyata benar perkiraan saya pada tulisan sebelumnya. Selepas dari Ganjar, JoMan yang sekarang sudah bermetamorfosis menjadi Prabowo Mania 08, akan mengarahkan labuhan pada Prabowo. Bukan ke Anies, meskipun kemarin Immanuel Ebenezer sempat menyambangi Nasdem selaku pengusung Anies. Ya wajar saya kira. Menyimak kedekatan Jokowi dengan Prabowo selama ini, dilihat oleh JoMan sebagai kondisi positif bakal berlanjutnya program-program presiden.
Meski sempat kalah pada pilpres sebelumnya, pada 2024 mendatang Prabowo punya peluang besar untuk menang. Disamping ada potensi bertambahnya limpahan suara dari elemen pendukung Jokowi yang lain macam JoMan, faktor kepribadian Prabowo yang banyak berubah sejak gabung dengan Jokowi punya pengaruh besar. Kalau dulu dianggap dekat kelompok yang disinyalir ingin merusak NKRI, kini Prabowo dipersepsikan sangat cinta tanah air.
Lebih-lebih, hasil survei terkini menunjukkan trend kenaikan suara. Disarikan dari Beritasatu.com 14 Pebruari 2023, survei Populi Center yang dilaksanakan pada bulan ini memperlihatkan nama Prabowo menyalip Anies Baswedan. Sebelumnya, Anies selalu nomor dua dibawah Ganjar. Kini posisinya di geser oleh Prabowo. Rincian hasil surveinya sebagai berikut : Ganjar Pranowo mendapat suara 19.8 persen, Prabowo Subianto 17.1 dan Anies Baswedan 10.8.
Meski sosoknya tetap di idamkan oleh rakyat, makin dekat pilpres 2024 nama Ganjar memang agak "lesu". Banyak faktor yang jadi latar belakang. Yang utama adalah ketidak jelasan sikap Megawati sebagai Ketua Umum PDIP. Mau mengusung Ganjar atau tidak..? Pada sisi lain, Ganjar kelihatan kurang berani mengambil keputusan. Ganjar dianggap kurang tegas. Hendak tetap di PDIP, atau pindah haluan agar bisa memenuhi keinginan rakyat..?
Kalau benar Ganjar tak bisa nyapres, maka peluang Prabowo untuk jadi Presiden Indonesia berikutrnya makin terbuka lebar. Jokowi dan beberapa elemennya, serta berbagai kelompok masyarakat yang sehaluan dengan Ganjar tapi bukan anggota atau simpatisan PDIP, dipastikan akan menguat pilih Prabowo. Mereka-mereka ini sulit ke Anies. Perbedaan ideologi dan cara pandang merupakan faktor utama sebagai penyebab.
Bahkan tak menutup kemungkinan, sebagian besar pendukung Ganjar yang ada di PDIP-pun menjatuhkan pilihan ke Prabowo. Alasannya, karena kecewa jagoannya, yakni Ganjar, di cueki Megawati dan tak dipakai PDIP. Berhubung ekspektasi sudah kadung membesar akan cita-cita Indonesia hasil gagasan Jokowi, maka labuhan satu-satunya ya ke Prabowo. Dan sudah bisa ditebak tak akan berlabuh ke Anies Baswedan.
Tinggal sekarang Prabowo lawan Anies. Siapa yang akan menang.? Peluangnya berimbang. Penentunya adalah cawapres yang mendampingi masing-masing. Kalau pilihannya tepat, baik Prabowo maupun Anies, akan saling mengalahkan satu sama lain. Sebaliknya, salah menentukan pendamping, berakibat kekalahan fatal. Adapun PDIP, jika tetap memaksakan Puan Maharani, saya tak yakin bisa tembus ke putaran kedua. Kemungkinan Puan akan terpuruk di putaran pertama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H