Anda tentu tahu serial animasi Tom and Jerry. Itu loh kisah tentang seekor kucing dan tikus produksi MGM Hollywood Amerika. Amat disukai baik oleh tua, muda dan terutama anak-anak. Sebenarnya punya alur cerita lucu. Namun juga menggemaskan. Hingga dari saking dongkolnya, kadang bikin hati ingin nampol. Akibat aksi kocak kedua binatang itu.
Sebagai kucing, tak ada hari yang bisa dilewatkan oleh Tom kecuali menebar konflik dengan Jerry. Sebagai tikus, Jerry pastinya tak terima senantiasa di koyo-koyo oleh Tom. Tapi anehnya, pada suatu ketika mereka bisa hidup damai berdampingan penuh kemesraan. Bahkan tak jarang saling bantu cari makan. Atau silih berganti membela. Jika ada pihak ketiga yang coba mengusik salah satu diantara keduanya.
Itulah yang saya lihat dari gambaran hubungan Partai Nasdem dan Demokrat. Bagai ombak dilaut, terjadi pasang surut. Kadang menunjukkan kesan membaik. Tapi kadang juga memburuk. Terlihat ada saling tekan dan kunci diantara kedua partai. Meskipun kemudian di akhiri oleh komentar saling memuji. Sebab musababnya, terkait pilpres 2024. Khususnya soal cawapres.
Pernah suatu ketika, Nasdem minta agar Demokrat tak perlu main “pokoknya”. Nasdem bahkan sampai mengeluarkan ancaman. Lebih baik pencapresan Anies digagalkan. Jika Demokrat tetap memaksa usul Ketua Umun-nya Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, untuk disandingkan sebagai cawapres dari Anies Baswedan. Mendapati ancaman demikian, Demokrat-pun bereaksi.
Partai “milik” Susilo Bambang Yudhoyono itu balik mengancam. Katanya, melalui pernyataan beberapa elit pengurus termasuk oleh AHY sendiri, jika aspirasi Demokrat tak di respon, koalisi yang sedang di gagas bisa berantakan. Tak kan pernah jadi. Dan akibatnya, Nasdem tak dapat punya capres. Karena Anies urung mendaftar pilpres ke KPU.
Walau begitu, setelah momentum perseteruan tak lupa ada saling memberi harapan. Sepanjang saya ikuti dinamika hubungan keduanya, di akhir ancam-mengancam biasanya di tutup dengan pernyataan positif. Nasdem dan Demokrat sama-sama menggaris bawahi. Bahwa meski ada dinamika yang kelihatan bergejolak, hubungan kedua partai masih tetap mesra.
Kapan hari, Nasdem kasih syarat kepada Demokrat, serta juga PKS yang akan ikut pula dalam rencana pertemanan dan kelak akan diberi nama Koalisi Perubahan, untuk segera melakukan deklarasi dukungan secara terbuka terhadap pencapresan Anies Baswedan. Dan tanpa ada embel-embel cawapres. Mungkin maksudnya agar Demokrat mendukung Anies secara ikhlas. Minus kompensasi cawapres pastinya.
Tunggu punya tunggu, syarat tersebut tak segera menemukan jawaban. Entah karena di sengaja atau memang butuh waktu untuk berpikir, saya tak paham. Cuma faktanya, Demokrat baru merespon permintaan Partai Nasdem selang beberapa hari kemudian. Tepatnya baru tanggal 26 Januari 2023 kemarin. Terjadi selisih waktu 5 hari sejak Nasdem menyampaikannya secara terbuka ke muka umum pada tanggal 21 Januari 2023 lalu.
Disarikan dari tempo.co 26/01/2023, melalui Ketua Umum-nya AHY, Demokrat resmi menyatakan diri mendukung Anies Baswedan sebagai capres. AHY juga menegaskan. Bahwa ketiga partai, yakni Nasdem, Demokrat dan PKS, punya cara pandang yang sama. Untuk mengusung figur Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden yang akan ditarungkan rebutan vox pop pada pilpres 2024.
Hanya saja, respon balik Demokrat atas permintaan Nasdem agak terlambat. Dikeluarkan oleh AHY tepat ketika Nasdem sedang mengadakan kunjungan ke Kantor Sekretariat Bersama atau Sekber milik “musuh” politik. Tepatnya adalah kandang dari Partai Gerindra dan PKB. Yang sudah solid menyatakan diri bergabung dalam satu kelompok menyongsong pileg maupun pilpres.