Diakui atau tidak, secara legitimate rekomendasi tersebut memberi dorongan yang sangat besar terhadap Partai Gerindra. Untuk makin melirik Cak Imin sebagai cawapres yang nanti akan mendampingi capres Prabowo rebutan vox pop. Mengapa jadi dorongan besar, karena para peserta ijtimak ulama merupakan para kyai yang punya massa banyak di wilayah masing-masing.
Ketiga, ditambah lagi adanya MoU antara Gerindra dan PKB. MoU di KIR merupakan salah satu langkah maju di banding koalisi partai politik lain. Kita lihat, di KIB tak sampai menjangkau kesana. Apalagi di KP. Malah lebih jauh lagi. Maka dengan MoU, sebagai representasi dari PKB, Cak Imin bisa lebih leluasa menyampaikan pendapatnya tentang kandidat pasangan capres dan cawapres.
Bisa dibayangkan ketika MoU itu hendak dilaksanakan. Dimana salah satu  itemnya berisi kewenangan penuh pada Prabowo dan Cak Imin untuk menentukan nama capres dan cawapres. Dengan posisi sangat otoritatif demikian rupa, tak mungkinlah bagi Cak Imin untuk membawa nama lain. Selain diri sendiri. Demikian pula dengan Prabowo.
Disarikan dari Kompas.com 17 Januari 2023, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan, pekan ini Cak Imin direncanakan akan ketemu dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Tujuan ketemu, Cak Imin ingin menyampaikan hasil rekomendasi para kyai yang sukses dirumuskan dari Forum Ijtimak Ulama. Kata Jazilul lebih lanjut, sudah ada laporan bahwa Gerindra bakal menjadikan rekomendasi tersebut sebagai pertimbangan.
Bisa ditebak, kalau tak ada aral melintang, pada akhir bulan Januari 2023 ini, paket kandidat punya Gerindra dan PKB sudah dapat diketahui. Ini menjadikan hilangnya salah satu penantian, diantara beberapa rasa penasaran publik tentang pasangan capres cawapres dari KIR. Selanjutnya, tinggal tunggu yang KIB dan KP. Serta dari PDIP yang bisa jadi berangkat sendirian.
Itulah menangnya kalau anggota koalisi hanya ada dua. Seperti dicontohkan oleh KIR. Sangat klop dengan jumlah posisi yang diperebutkan. Yakni satu capres dan satu pula cawapresnya. Bila lebih dari dua, macam yang terjadi pada KIB dan KP, salah satu parpol harus ada yang mengalah. Yang repot jika tetap bersikukuh pada kemauan masing-masing. Akibatnya bisa alot. Bahkan ada yang rebutan posisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H