Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sebaiknya Parpol Tak Merekom Ganjar Atau Anies Sebagai Capres

17 Januari 2023   07:58 Diperbarui: 17 Januari 2023   08:03 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, Sumber Foto Kompas.com

Pada tulisan kemarin saya sajikan hasil identifikasi pendiri SMRC Saiful Mujani tentang pilpres 2024. Katanya, persaingan Ganjar-Anies akan cenderung diwarnai politik identitas. Di lain kesempatan, Emha Ainun Najib atau Cak Nun menyebut, jika yang menang nanti salah satu diantara Ganjar atau Anies, maka akan ada potensi permusuhan (disarikan dari DetikNews, 16/01/2023).

Sebaliknya, menilik hasil SMRC, saya berpendapat eksistensi Prabowo Subianto sebagai capres lebih adem. Tak nampak ada peluang munculnya perseteruan yang mengarah pada kerusakan. Macam kemungkinan yang bisa terjadi pada Ganjar dan Anies. Bentuk perlawanan kandidat “musuh” Prabowo adalah persaingan politik biasa. Paling banter saling ejek visi misi.

Mengapa harus ada pilpres..? Selain regenerasi, pilpres diadakan untuk mengangkat pemimpin baru. Yang kalau dinegara kita Indonesia punya siklus 5 tahunan. Maksimal dua kali. Namun lebih dari itu. Yang sangat perlu dilihat dari pilpres adalah dampak yang ditimbulkan. Jangan sampai hanya karena gara-gara pilpres, bangsa ini jadi rusak. Hancur lebur tercerai berai tak berbentuk

Secara ringkas, dampak punya arti sesuatu yang timbul akibat adanya sebuah peristiwa atau kejadian. Dalam konteks politik, dampak akibat pemilu, baik pileg dan terlebih lagi pilpres, ada pengaruh terhadap setidaknya tiga hal berikut ini. Pertama keadaan masyarakat. Kedua, perubahan serta kelangsungan pembanguan. Dan ketiga kondisi positif atau negatif.

Maka hendaknya para kontestan memperhatikan tiga hal tersebut sebagai pedoman, ketika bertarung rebutan vox pop. Bahkan harus jadi pertimbangan utama. Jika nanti benar-benar telah disahkan oleh KPU sebagai kandidat, saran saya kepada Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, mohon agar keutuhan masyarakat jangan dirusak, pembangunan yang sudah ada dilanjutkan dan arahkanlah kontestasi pilpres kepada hal yang positif.

Jangan cuma cari menang. Semata ingin mengganti posisi Pak Jokowi sebagai presiden. Agar senantiasa dikenang oleh anak cucu, kalau punya sejarah pernah jadi orang nomor satu di republik ini. Ya hanya untuk bangga-banggaan gitu. Apalagi sekedar mengejar kekuasaan. Untuk kemudian mengumpulkan capital. Atau ada niat mengganti bentuk negara. Ini jelas motivasi tak bernilai dan punya mental destrukstif sangat parah.

Jika ada kontestan, yang baik secara terang-terangan maupun terselubung, punya tujuan tersebut, saya ajak para pembaca sekalian untuk menyatakan “perang”. Mari kita jadikan yang bersangkutan sebagai musuh bersama. Demi kesejahteraan masyarakat dan kelangsungan masa depan bangsa dan negara. Ingat, kontestasi pilpres bukan untuk menghancurkan. Tapi melahirkan inovasi baru, memperbaiki sesuatu yang dipandang belum baik dan meneruskan yang sudah sempurna.

Yang sudah ada, sebaiknya dipelihara. Agar lebih awet dan membawa manfaat berkelanjutan. Bukan hanya bagi kita sekarang ini. Tapi juga buat generasi penerus di masa depan. Yang sudah ada jangan diruntuhkan. Mengapa, karena pastilah dampak negatif yang keluar dari keputusan demikian. Tentu kita semua tak mau itu terjadi.

Kembali pada soal pilpres 2024. Semua pastilah ingin agar pertarungan antara Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto bisa ideal sebagaimana gambaran tadi. Maka sejak dari sekarang, mari kita pelajari dan cermati eksistensi serta perjalanan ketiga kandidat. Kalau perlu, tiap hari kita luangkan waktu membuka-buka media. Sebagai bahan mencari informasi.

Tak bisa di elakkan, pilpres 2024 pasti terjadi. Dan mau tak mau kita wajib memberi keputusan. Sebagai pemilik suara, kita bebas menentukan. Hendak pilih kandidat ideal atau cacat, silahkan saja. Cuma filternya ada di partai politik. Lembaga penyalur aspirasi rakyat inilah yang punya kuasa. Mengapa, ya karena memang sudah begitu aturan yang termaktub dalam regulasi dinegara kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun