Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Update Pilpres: PDIP Pusing, KIB Alot, KIR Stabil, KP Rebutan Cawapres

13 Januari 2023   08:03 Diperbarui: 13 Januari 2023   10:06 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurang lebih sembilan bulan lagi, tepatnya 19 Oktober s/d 25 November 2023, pendaftaran capres cawapres akan di buka. Saat ini, partai-partai politik lagi sibuk mencari formulasi pasangan kandidat yang akan di jagokan rebutan vox pop. Sementara itu, para kandidat sudah mulai bermanuver. Baik yang dilakukan terang-terangan maupun terselubung.

Jika tak ada aral melintang, sejauh ini sudah ada empat kelompok partai politik yang kelihatan punya kans mendaftarkan paket pasangan. Mayoritas membentuk pertemanan. Hanya satu yang diperkirakan berangkat sendiri. Keempat parpol yang punya kans itu adalah PDIP, Koalisi Indonesia Bersatu, Koalisi Indonesia Raya dan Koalisi Perubahan.

Seperti apa perkembangan hingga bulan Januari 2023..? Mari kita lihat ulang. Saya mulai dari PDIP. Pada pilpres 2024, partai “milik” keluarga Presiden Pertama Soekarno ini tak perlu cari kawan macam yang lain. Suaranya cukup syarat untuk langsung daftar pasangan kandidat ke KPU. Jadi secara proses, PDIP tak bergantung pada partai politik manapun.

Cuma meski begitu, PDIP lagi pusing. Sebab Ketua Umumnya Megawati Soekarno Putri, yang oleh kongres diberi full mandat menentukan nama, tak kunjung keluarkan putusan. Baik capres maupun cawapres. Harapan ada kabar sebenarnya pada HUT PDIP ke-50 kemarin. Namun Bu Mega tetap enggan kasih bocoran. Di HUT, Bu Mega hanya bilang “ini urusan gue”.

Saya nilai, Bu Mega sedang gamang. Antara mencapreskan diri sendiri, putri mahkota Puan maharani atau kader terbaik Ganjar Pranowo. Perkembangan terakhir, Pakar Politik dari UGM Mada Sukmajati malah memberi semacam warning. Disarikan dari Kompas.com 12 Januari 2023, menurut Sukmajati, jika Ibu Mega tidak memilih Ganjar sebagai capres, maka harga yang harus dibayar oleh PDIP sangat banyak.

Sekarang KIB atau Koalisi Indonesia Bersatu. Dalam konteks pilpres 2024, KIB tercatat sebagai perkawanan politik yang terbentuk pertama kali. Atau sebagai pendahulu bagi yang lain. Resmi di deklarasikan pada bulan Mei 2022. Penggagasnya tiga parpol. Yaitu Golkar, PPP dan PAN. Ketiganya merupakan partai pendukung pemerintahan Presiden Jokowi.

Beda dibanding PDIP yang lagi pusing, penentuan kandidat dari KIB nampaknya sangat alot. Hal ini disampaikan sendiri oleh “orang dalam” dari KIB. Yaitu Zita Anjani. Putri Ketua Umum PAN yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Ketika ditanya soal waktu deklarasi capres cawapres, Zita mengatakan “belum kayaknya, masih alot” (DetikNews, 12/01/2023).

Wajar alot. Masalahnya, figur yang di kandidatkan terlalu banyak sich. Jadinya sulit mengerucut. Kata Zita lebih lanjut, terdapat beberapa nama di KIB. Antara lain, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan, Ketum PPP, Puan Maharani dan beberapa nama lain. Pada bulan Agustus 2022 lalu, di KIB bahkan sempat tercatat hingga ada 11 nama (Kompas.com, 27/08/2022).

Berikutnya KIR. Singkatan dari Koalisi Indonesia Raya. Prabowo Subianto lebih suka menyebut Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Mungkin untuk mengakomodir sebutan dua nama partai penggagas. Yaitu Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB. KIR resmi di deklarasikan pada bulan Agustus 2022. Sama dengan anggota KIB, Gerindra dan PKB adalah koalisi pemerintahan Jokowi.

Sebelumnya, perjalanan KIR sempat goyah. Dilanda isu perpecahan. Sebabnya, ada beberapa lembaga survei yang “suka mancing opini ditengah ketenangan”. Coba-coba cek suara pasangan capres-cawapres Ganjar dan Prabowo. Ada yang pakai simulasi paket Prabowo-Ganjar. Dan ada pula yang Ganjar-Prabowo. Hasilnya, paket yang terakhir lebih kuat.

Akibat “ulah” lembaga survei, Ketua Umum PKB Muhaimain Iskandar atau Cak Imin, yang sebelumnya menguat dijadikan pasangan Prabowo, “terusik”. Nampaknya tak terima calon pasangannya disandingkan sama orang lain. Cuma ini kondisi kemarin dulu. Sekarang, pertemanan Gerindra PKB stabil kembali. Apalagi setelah Prabowo turun ke Jawa Timur sowan beberapa Kyai sepuh NU.

Yang terakhir Koalisi Perubahan. Agar lebih simple saya tulis KP saja. Mengapa demikian..? Karena koalisi ini belum secara resmi di deklarasikan. Istilah Koalisi Perubahan dimunculkan ke publik secara tak resmi oleh partai penggagas. Untuk membedakan adanya kelompok yang berasal dari pihak istana “lawan” golongan oposisi yang selama ini aktif mengkritik pemerintah.

Sebutan KP keluar pasca Partai Nasdem memutuskan Anies Baswedan sebagai capres. Tepatnya di bulan Oktober 2022 lalu. Rencananya, KP akan di isi oleh tiga parpol. Jika terbentuk, koalisi ini saya nilai agak unik. Karena merupakan mix atau perpaduan antara partai “istana”, yaitu Nasdem, dan “luar istana” yaitu Demokrat dan PKS.

Lepas dari itu, eksistensi perjalanan KP sangat rentan. Penyebabnya, terjadi rebutan cawapres yang akan mendampingi capres Anies Baswedan. Antara Demokrat yang ngotot sodorkan nama Ketua Umumnya Mas AHY. Dengan PKS yang kukuh mendorong figur mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher. Akibatnya, hingga kini KP tak kunjung diresmikan.

Perkembangan terakhir, nasib KP tambah suram. Konflik internal soal cawapres, terutama antara Nasdem dengan Demokrat, makin tajam. Bukannya melakukan upaya meredam, antar elit kedua partai malah saling sindir. Disarikan dari berbagai sumber, yang terlibat debat di media adalah Waketum Nasdem Ahmad Ali dengan Ketum Demokrat Mas AHY.

Memenuhi syarat presidential threshold untuk daftar capres cawapres ke KPU mungkin pekerjaan mudah. Tinggal cari teman koalisi, kelar urusan. Namun, menentukan nama pasangan kandidat ternyata amat sulit. Tak seperti beli kacang goreng. Atau segampang mengeluarkan kecaman seperti dilakukan para penggemar bola tanah air terhadap Shin Tae Yong dan para pemain Timnas. Karena gagal juara AFF.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun